Warganya Ogah Nikah dan Punya Anak, Jepang Diprediksi Akan Punah

photo author
- Sabtu, 11 Januari 2025 | 08:39 WIB
Ilustrasi Warga Jepang
Ilustrasi Warga Jepang

 

KALTENGLIMA.COM - Populasi di Jepang diprediksi akan mengalami kepunahan. Jumlah populasi di negara itu menurun selama 15 tahun berturut-turut, dengan kelahiran mencapai titik terendah dalam sejarah yakni 730.000 tahun lalu sedangkan kematian melonjak ke rekor 1,58 juta.

Penurunan jumlah pernikahan juga menekan angka kesuburan negara tersebut. Kementerian Luar Negeri Jepang sudah memperingatkan bahwa negara tersebut memiliki waktu hingga sekitar tahun 2030, sebelum tren ini tak dapat diubah lagi.

Populasi Jepang yang berjumlah sekitar 125 juta jiwa diprediksi akan anjlok hingga 87 juta jiwa pada tahun 2070. Angka-angka kelahiran akan turun dari 1,36 menjadi 1,20 di bawah jumlah yang seharusnya untuk mempertahankan populasi, yakni 2,1.

Baca Juga: Ini Dia Platform Streaming Drama Korea yang Legal

Di tahun 2070, lansia yang berusia 65 tahun ke atas juga diperkirakan naik hingga 40 persen dari populasi.

Direktur Pusat Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Lansia Universitas Tohoku, Hiroshi Yoshida, menyebut selama penurunan kelahiran tak berhenti, jarum 'jam populasi' tidak akan pernah berputar kembali.

"Jepang mungkin menjadi negara pertama yang punah karena angka kelahiran yang menurun. Kita harus menciptakan lingkungan tempat perempuan dan lansia dapat bekerja dan bertujuan untuk menciptakan masyarakat tempat semua orang dapat berperan aktif," tutur Yoshida yang dikutip dari Newsweek.

Dalam pidato parlemen pada Oktober 2024, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyebut penurunan populasi tak akan bisa diatasi jika generasi keluarga dengan anak kecil saat ini tidak bahagia.

Baca Juga: Konser Solo Taeyang Bigbang di Jakarta Batal, Kenapa?

"Kami berkomitmen untuk terus menerapkan Strategi Masa Depan Anak-Anak dan dengan giat mempromosikan reformasi dalam praktik kerja, termasuk penggunaan pengaturan kerja paruh waktu yang lebih baik, memperkenalkan sistem interval kerja untuk memastikan jam kerja yang cukup untuk kehidupan sehari-hari dan tidur, dan perubahan umum dalam pola pikir di seluruh masyarakat," terang Shigeru Ishiba.

Selama bertahun-tahun, pemerintah Jepang sudah berinvestasi besar dalam kebijakan pro-natalis, kebijakan yang mendukung percepatan pertumbuhan penduduk. Terakhir, mereka menjanjikan 3,6 triliun yen atau sekitar 367 triliun rupiah akan didistribusikan selama tiga tahun ke depan.

Hal itu ditujukan untuk berbagai langkah, seperti memperluas tunjangan anak, perawatan anak, serta meningkatkan dukungan pendidikan.

Baca Juga: Tiket Konser DAY6 Bermasalah, My Day Meradang

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X