KALTENGLIMA.COM - Sebuah penyakit misterius yang muncul di Republik Demokratik Kongo telah menyebabkan lebih dari 50 kematian dalam lima minggu terakhir.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga 16 Februari terdapat 431 kasus dengan 53 korban jiwa akibat dua wabah yang terjadi di desa-desa terpencil di Provinsi Équateur.
Daerah yang terdampak memiliki keterbatasan dalam pengawasan serta infrastruktur layanan kesehatan, sehingga menyulitkan upaya penanganan.
Baca Juga: Pneumonia pada Anak Meningkat Saat Cuaca Tak Menentu, Ketahui Gejalanya
Juru bicara WHO, Tarik Jašarević, menyatakan bahwa wabah ini berkembang dengan sangat cepat dalam beberapa hari terakhir dan menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Namun, penyebab pasti dari penyakit ini masih belum diketahui. Berdasarkan hasil investigasi, para ahli menemukan bahwa wabah ini kemungkinan berasal dari Desa Boloko, di mana tiga anak di bawah usia lima tahun meninggal setelah dilaporkan mengonsumsi bangkai kelelawar.
Pemerintah Kongo mengungkapkan bahwa sekitar 80% pasien mengalami gejala yang serupa, termasuk demam, menggigil, nyeri tubuh, serta diare.
Baca Juga: Sering Merasa Lapar Saat Baru Bangun? Ini Alasannya
Meskipun gejala tersebut umum terjadi pada berbagai jenis infeksi, para pejabat kesehatan sempat mencurigai kemungkinan adanya penyakit demam berdarah seperti Ebola, yang sering dikaitkan dengan hewan yang terinfeksi.
Direktur medis Rumah Sakit Bikoro, Serge Ngalebato, menyoroti kecepatan perkembangan penyakit ini. Ia menjelaskan bahwa dalam sebagian besar kasus, pasien mengalami demam, muntah, serta pendarahan internal, dan meninggal dalam waktu sekitar 48 jam setelah gejala pertama muncul.
Situasi ini menjadi sangat mengkhawatirkan karena gejala tersebut biasanya terkait dengan virus mematikan seperti Ebola, Marburg, dan demam kuning.
Baca Juga: Kamu Harus Tahu! Ini 5 Manfaat Konsumsi Pepaya di Malam Hari
Namun, setelah dilakukan pengujian terhadap lebih dari selusin sampel di ibu kota Kinshasa, para peneliti memastikan bahwa Ebola dan virus serupa, termasuk Marburg, bukanlah penyebab wabah ini.
Saat ini, WHO masih terus melakukan investigasi terhadap berbagai kemungkinan lain, seperti malaria, demam berdarah virus, keracunan makanan atau air, demam tifoid, serta meningitis.
Artikel Terkait
Jangan Abaikan! Tiga Kebiasaan Sepele Ini Bisa Jadi Tanda Stres
Fakta atau Mitos? Labu Siam Bakar untuk Mengatasi Asam Urat
4 Manfaat Minum Rebusan Jahe dan Kunyit Setiap Hari
Kamu Harus Tahu! Ini 5 Manfaat Konsumsi Pepaya di Malam Hari