Studi Baru Ungkap Orang yang Menikah Lebih Rentan Alami Hal Ini

photo author
- Jumat, 11 April 2025 | 07:24 WIB
Ilustrasi pernikahan poligami yang akan dilarang bagi ASN Jakarta. (Freepik/freepic.diller)
Ilustrasi pernikahan poligami yang akan dilarang bagi ASN Jakarta. (Freepik/freepic.diller)

KALTENGLIMA.COM - Hasil dari sebuah penelitian terbaru menemukan adanya keterkaitan antara menikah dan penurunan fungsi otak. Dikatakan orang yang menikah memiliki risiko lebih besar untuk terkena demensia.


Demensia sendiri yaitu keadaan penurunan fungsi otak yang mempengaruhi daya ingat, cara berpikir, berperilaku, dan beraktivitas. Penyebab paling umum dari kondisi ini adalah alzheimer. Penelitian ini pada dasarnya tak terduga mengingat penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya justru menemukan manfaat kesehatan dari menikah, seperti risiko penyakit jantung lebih rendah hingga usia yang lebih panjang. Penelitian dari Florida State University College of Medicine menekankan dibutuhkannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab orang lajang lebih kecil kemungkinannya untuk terkena demensia.

"Orang yang belum menikah mungkin memiliki risiko demensia yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa yang sudah menikah," keterangan peneliti tersebut dikutip dari Science Alert, Selasa (9/4/2025).

Baca Juga: Megawati Hangestri Pertiwi Tak Perpanjang Kontrak dengan Red Sparks Karena Hal Ini

"Temuan ini dapat menunjukkan diagnosis yang tertunda di antara orang yang belum menikah atau menantang asumsi bahwa pernikahan melindungi terhadap demensia," imbuhnya.

Peneliti mengamati catatan kesehatan 24.107 orang lanjut usia (rata-rata 71,8 tahun) selama 18 tahun. Orang-orang ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu menikah, ditinggal meninggal suami atau istri, bercerai, dan tidak pernah menikah. Hasilnya, orang yang tidak pernah menikah memiliki risiko demensia 40% lebih rendah dibandingkan mereka yang menikah. Bagi mereka yang ditinggal menikah penurunannya 27%, sedangkan mereka yang bercerai 34%.

Setelah mempertimbangkan faktor variabel lain seperti pendidikan, genetika, dan kondisi kesehatan, perbedaan statistik orang yang ditinggal meninggal pasangan menghilang. Akan tetapi, masih terdapat risiko 24% lebih rendah untuk yang tidak pernah menikah dan 17% bagi mereka yang bercerai.

Baca Juga: Wujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah, Pj. Bupati Hadiri Sertijab Kepala BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah ‎

Peneliti berteori orang yang lajang mungkin lebih baik dalam menjaga hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut yang baik berkaitan dengan salah satu pencegahan utama demensia. Kemudian, pernikahan yang tidak bahagia juga harus dipertimbangkan.

"Ada beberapa bukti yang menunjukkan peningkatan dalam beberapa domain kesejahteraan, seperti kebahagiaan dan kepuasan hidup, setelah perceraian dan partisipasi sosial setelah pasangan berduka," tulis peneliti.

"Orang yang tidak pernah menikah juga lebih mungkin bersosialisasi dengan teman dan tetangga dan lebih mungkin terlibat dalam perilaku yang lebih sehat daripada rekan-rekan mereka yang sudah menikah," tandas mereka.

Baca Juga: Pj Bupati dan Pemkab Barut Ikuti Musrenbang RKPD PROV. Kalteng

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X