KALTENGLIMA.COM - Ketindihan saat tidur biasanya dikaitkan dengan fenomena mistis atau supernatural. Tak heran, pasien yang mengalami ketindihan biasanya juga melihat makhluk gaib yang tidak berbentuk seperti manusia normal. Pakar kesehatan tidur dr Andreas Prasadja, RPSGT menyebutkan, fenomena ketindihan sama sekali tidak berkaitan dengan dunia mistis. Menurutnya, fenomena ini dapat dijelaskan secara medis.
dr Andreas menuturkan, fenomena ketindihan berkaitan erat dengan kondisi hypnagogic hallucination. Ini merupakan halusinasi singkat yang pada umumnya mengakibatkan pasien tersebut melihat gambar pola, bentuk, atau kilatan cahaya.
"Itu mitos. Jadi ketindihan pada saat tidur atau erep-erep kita sebut sebagai hypnagogic hallucination dan sleep paralysis. Jadi artinya ada gelombang otak terjaga yang tumpang tindih dengan gelombang otak REM (rapid eye movement) atau tahap tidur mimpi," ungkap dr Andreas.
Baca Juga: Merasa Cemas Saat mau Tidur? Ini Cara Mengatasinya
Kondisi tersebut membuat pasien yang mengalami ketindihan berada di 'persimpangan' setengah sadar dan setengah mimpi. Pada saat inilah, pasien bisa melihat makhluk gaib. dr Andreas berpendapat, kejadian ini sebenarnya umum di seluruh dunia. Tetapi, penampakan yang dilihat biasanya akan tergantung dari latar belakang budaya pasien.
Kemudian, mengapa tubuh tidak bisa bergerak? dr Andreas menjelaskan dalam tahap tidur REM, ada semacam sistem pengamanan agar tubuh tetap 'terkunci' ketika bermimpi. Hal ini bertujuan agar tubuh tidak ikut bergerak mengikuti mimpi selama tidur. Halusinasi dan tubuh yang terkunci selama setengah sadar menjadi kombinasi yang menyeramkan saat ketindihan.
"Nah, kenapa ini (ketindihan) bisa terjadi? Karena kurang tidur yang parah, sedemikian parahnya kurang tidur sehingga tumpang tindih," tandasnya.
Baca Juga: Cara Menghapus Iklan di Smartphone Android Agar Lebih Nyaman
Artikel Terkait
Anggota DPRD Barut Suhendra Berharap Pemkab Terus Tingkatkan Efektivitas Dalam Penggunaan APBD
Dinilai Sok Tahu, Jun Han Xdinary Heroes Minta Maaf Atas Pernyataan Terbarunya
Menteri PPPA Beberkan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Mencapai 13. 845 Kasus
Polisi Menangkap Pemerkosa Ibu dan Anak di Pemalang, Terancam 15 Tahun Bui
Seskab Teddy Indra Wijaya: Sekolah Rakyat Didirikan Agar Anak Mendapatkan Pendidikan Berkualitas