KALTENGLIMA.COM - Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa hingga 6 Juni 2025, sebanyak 101 orang meninggal dunia dari total 787 kasus leptospirosis di seluruh Indonesia.
Data ini menjadi pengingat serius akan bahaya penyakit tersebut. Leptospirosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira, yang dapat menyebar melalui darah atau urin hewan yang terinfeksi, seperti tikus, sapi, anjing, dan babi.
Penularan kepada manusia umumnya terjadi ketika kulit terutama jika terdapat luka terbuka bersentuhan langsung dengan air, tanah, atau lumpur yang tercemar urin hewan pembawa bakteri, termasuk melalui mata, hidung, dan mulut.
Baca Juga: Studi: Teh Tanpa Gula Efektif Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Seseorang juga bisa tertular jika mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Gejala awal leptospirosis sering kali menyerupai penyakit lainnya, seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot terutama pada betis, mata merah, hingga kulit yang tampak kekuningan.
Apabila gejala tersebut muncul, khususnya setelah beraktivitas di lingkungan kotor atau banjir, sebaiknya segera periksa ke fasilitas kesehatan.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Malam yang Tanpa Disadari Merusak Gula Darah
Untuk mencegah infeksi, Kemenkes menyarankan agar masyarakat menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot saat membersihkan area yang kotor atau genangan air.
Selain itu, penting untuk selalu mencuci tangan dan tubuh dengan sabun setelah beraktivitas, terlebih jika dilakukan di lingkungan yang rawan tercemar. Langkah-langkah sederhana ini dapat mengurangi risiko tertular leptospirosis yang berpotensi fatal.
Artikel Terkait
Kenapa Perut Masih Keroncongan Padahal Sudah Makan? Ini Penyebabnya
Perut Kembung Saat Cuaca Terik? Ini Penjelasan Medisnya
Waspadai! Enam Faktor Pemicu Kulit Kering yang Sering Terlewatkan
Waspadai Efek Samping Air Rebusan Daun bagi Ginjal, Bisa Membahayakan!
Kalau Tak Ingin Mimpi Buruk, Ini Makanan yang Harus Dihindari sebelum Tidur