India Alami Lonjakan Kasus Amoeba Pemakan Otak, Kenali Gejalanya

photo author
- Sabtu, 20 September 2025 | 17:40 WIB
Ilustrasi amoeba pemakan otak. (Stockvault.net)
Ilustrasi amoeba pemakan otak. (Stockvault.net)

KALTENGLIMA.COM - India saat ini tengah menghadapi peningkatan kasus Primary Ameobic Meningoencephalitis (PAM) di wilayah Kerala.

Infeksi langka ini disebabkan oleh Naegleria fowleri yang dikenal sebagai amoeba pemakan otak dan dapat berujung pada kematian.

Berdasarkan laporan BBC pada Sabtu, 20 September, tercatat lebih dari 70 orang telah terdiagnosis PAM sepanjang tahun ini, dengan 19 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Jangan Sembarangan, Begini Cara Pakai Bantal dan Guling yang Benar Menurut Dokter

Para pasien yang terinfeksi melaporkan berbagai gejala serius. Salah satu di antaranya, Sobhana, awalnya hanya mengalami pusing dan tekanan darah tinggi.

Setelah diperiksa dokter, ia mendapat obat dan diperbolehkan pulang. Namun, kondisi kesehatannya memburuk dengan cepat, ditandai demam tinggi dan menggigil, hingga akhirnya meninggal pada 5 September 2025.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penyebab kematiannya adalah infeksi amoeba pemakan otak. Keluarganya mengaku tidak mengetahui mengenai penyakit ini hingga setelah kejadian tersebut.

Baca Juga: Pilih Kasur Jangan Asal, Dokter Ungkap Mana yang Paling Baik untuk Tulang Belakang

Infeksi PAM sendiri merupakan kondisi yang sangat jarang ditemui dan biasanya terjadi ketika amoeba masuk ke tubuh melalui hidung saat seseorang berenang di air tawar.

Banyak dokter tidak pernah menangani kasus ini karena kejadiannya sangat langka.

Amoeba tersebut pada dasarnya hidup dengan memakan bakteri di air tawar hangat, namun ketika masuk ke tubuh manusia dapat menyebabkan infeksi otak yang hampir selalu berakhir fatal.

Baca Juga: Bau Tak Terlihat Tapi Tercium, Bisa Jadi Sinyal Awal Epilepsi

Gejala PAM muncul secara mendadak dan berkembang dengan cepat. Pada tahap awal, penderita biasanya mengalami sakit kepala hebat, demam tinggi, mual, dan muntah.

Seiring waktu, gejala bertambah parah menjadi leher kaku, kebingungan, gangguan konsentrasi, kehilangan keseimbangan, halusinasi, kejang, hingga koma.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X