Sering Bangun Tengah Malam? Ini Faktor Penyebabnya

photo author
- Sabtu, 27 September 2025 | 20:00 WIB
ilustrasi tidur. (freepik)
ilustrasi tidur. (freepik)

KALTENGLIMA.COM - Ketika mendengar istilah insomnia, sebagian besar orang biasanya langsung mengaitkannya dengan kesulitan tidur atau sering terbangun di malam hari.

Padahal, ada jenis gangguan tidur lain yang tidak kalah mengganggu, yaitu late insomnia atau yang dikenal juga dengan early morning awakening.

Menurut Dr. Angela Holliday-Bell, seorang dokter sekaligus spesialis tidur, kondisi ini terjadi ketika seseorang bangun jauh lebih pagi dari waktu yang diinginkan dan tidak mampu kembali tidur meskipun tubuh masih merasa lelah.

Baca Juga: Mudah Dikenali, Inilah Tanda Tubuh yang Sehat

Dilansir dari Healthshots, late insomnia bisa dialami siapa saja, tetapi lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia.

Walaupun tidak termasuk diagnosis medis resmi, para ahli tidur mendefinisikannya sebagai kondisi ketika seseorang bangun 1,5 hingga 2 jam lebih awal dari jadwal tidur yang direncanakan, dan berlangsung setidaknya tiga kali seminggu selama tiga bulan berturut-turut.

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan gangguan ini lebih sering dialami oleh orang yang lebih tua. Pertama, perubahan ritme sirkadian yang membuat tubuh lebih cepat mengantuk di malam hari dan otomatis bangun lebih pagi.

Baca Juga: Mudah Lelah? Simak Cara Memenuhi Asupan Protein Tubuh dengan Benar

Selain itu, kualitas tidur dalam pada lansia juga berkurang, sehingga mereka lebih sering berada pada fase tidur ringan yang mudah terganggu. Penurunan produksi melatonin serta meningkatnya risiko sleep apnea turut memperburuk kondisi ini.

Kedua, perubahan hormon juga berperan, terutama pada wanita yang memasuki masa perimenopause dan menopause.

Penurunan kadar estrogen dan progesteron memengaruhi pusat tidur di otak serta ritme sirkadian.

Baca Juga: Ingin Sirkulasi Darah Lebih Baik? Coba Cara Alami Ini

Kondisi ini membuat tidur menjadi lebih ringan, mudah terfragmentasi, bahkan terganggu oleh keringat malam atau hot flashes yang memaksa penderita terbangun dini hari.

Ketiga, depresi dan kecemasan sering dikaitkan dengan late insomnia. Penelitian menunjukkan bahwa depresi dapat mengubah pola tidur dan meningkatkan kadar kortisol di pagi hari sehingga memicu bangun lebih cepat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X