KALTENGLIMA.COM - Gejala asam lambung naik ke kepala dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena rasa sakit yang kuat, kliyengan, dan efek lainnya.
Kondisi ini berkaitan erat dengan refluks asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yang dapat memengaruhi sistem pencernaan dan otak. Berikut penjelasan gejala, penyebab, dan cara mengatasinya:
Penyebab Asam Lambung Naik ke Kepala
Asam lambung yang terlalu asam (pH 1-2) dapat menyebabkan refluks ke kerongkongan, menimbulkan iritasi, dan memengaruhi saraf yang terhubung dengan otak.
Baca Juga: Agar Resolusi Diet Tuntas hingga Akhir Tahun, Ini Saran Dokter soal Cheating Meal
Penelitian menunjukkan bahwa GERD sering terjadi pada penderita migrain, sehingga mereka lebih rentan terhadap sakit kepala dibandingkan orang tanpa migrain.
Gejala Asam Lambung Naik ke Kepala
Gejala yang dapat dirasakan meliputi:
- Kliyengan: Sensasi seperti melayang, berputar, kehilangan keseimbangan, atau hampir pingsan.
- Migrain: Nyeri kepala sebelah yang intens.
- Nyeri tumpul di sekitar mata dan tulang pipi.
- Perasaan tertekan di kepala: Terutama saat bangun pagi atau membungkuk.
- Gejala tambahan seperti mual, muntah, sembelit, heartburn, sering bersendawa.
Baca Juga: Mengenal Metode Diet GLP-1, Diprediksi Ngetren 2025
Untuk mengatasi gejala asam lambung yang naik ke kepala, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Beristirahat di tempat nyaman dan gelap
Cobalah untuk beristirahat di tempat yang tenang, nyaman, dan gelap.
2. Memberikan kompres dingin di dahi
Kompres dingin di dahi dapat membantu mengurangi rasa sakit kepala, dengan memperlambat aliran darah ke area yang sakit dan memberikan sensasi menenangkan.
Baca Juga: Selain Sinar Matahari, Ini Asupan Vitamin D Lainnya
3. Minum banyak air putih
Sakit kepala bisa semakin parah jika tubuh kekurangan cairan.
4. Konsumsi obat asam lambung
Untuk mengatasi refluks asam, obat-obatan seperti antasida, H2 blocker, atau proton pump inhibitor (PPI) bisa membantu menetralkan asam lambung dan mengurangi gejala sakit kepala.
Penting untuk memonitor gejala dan jika kondisi berlanjut atau memburuk, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.