KALTENGLIMA.COM - Di bulan Ramadan, banyak orang yang memilih untuk memindahkan waktu olahraga mereka dari pagi hari ke sore atau malam hari. Hal ini dilakukan agar aktivitas olahraga tidak mengganggu pelaksanaan ibadah puasa.
Reynaldi Elica, seorang karyawan swasta berusia 25 tahun yang tinggal di Jakarta Barat, mengaku telah menyesuaikan jadwal olahraganya menjadi lebih malam selama bulan puasa. Menurutnya, berolahraga sebelum waktu berbuka puasa terasa kurang efektif.
"Soalnya kalo olahraga sebelum buka, badan udah lowbat parah, haus banget, terus jadi nggak maksimal. Kalo abis buka, energi udah keisi lagi jadi lebih enak buat gerak," kata Reynaldi.
Baca Juga: Berapa Besaran Zakat Fitrah 2025? Begini Cara Bayarnya Lewat Baznas
Reynaldi biasanya lebih memilih olahraga ringan, seperti workout yang tidak membuatnya terlalu berkeringat. Namun, ia juga sesekali mencoba olahraga dengan intensitas tinggi, seperti mini soccer.
"Sekitar habis tarawih, jam 20.00 atau 21.00 gitu. Bentar aja paling 60 menit, kalau lagi mood bisa lebih," katanya.
Selaras dengan itu, Muhammad Fachri Putra Henri yang berusia 24 tahun, seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, mengungkapkan bahwa saat berolahraga di malam hari selama bulan puasa, ia selalu memperhatikan intensitas serta jenis latihan yang dilakukannya.
Baca Juga: Hasto Segera Disidang, Mantan Penyidik: KPK Sudah Yakin Unsur Korupsi Terpenuhi
"Biasanya olahraganya lari sih, cuman kalo lagi ada jadwal main bola ya bola atau kadang juga gym juga. Ya 2-3 jam sesudah berbuka sih," katanya.
"Intensitasnya tergantung tubuh sih, kalo emang lagi fit merasa tidak ada yang mengganggu ya gaspol aja. Cuman kalo kek masih begah karena berbuka ya dikurangi intensitasnya," sambungnya.
Untuk mengatasi kesulitan tidur setelah berolahraga, Fachri memilih untuk mandi. Dengan cara ini, tubuhnya bisa kembali segar dan merasa lebih rileks.
Baca Juga: Tak Hanya Lemas, Ini yang Terjadi pada Tubuh Kalau Sering Skip Sahur
"Terus langsung tiduran biar cepat ngantuk, terus kan emang butuh recovery juga kan otot-ototnya," kata Fachri.
Menanggapi hal ini, dr. Febianto Nurmansyach, spesialis kedokteran olahraga di Mayapada Hospital Tangerang, menyatakan bahwa tren berolahraga setelah berbuka puasa menjadi pilihan yang paling banyak dipilih oleh masyarakat.