KALTENGLIMA.COM - Memanaskan ulang makanan yang telah dimasak memang menjadi kebiasaan banyak orang untuk menghindari pemborosan makanan, tetapi tidak semua jenis makanan aman untuk dipanaskan kembali.
Beberapa makanan dapat mengalami perubahan kandungan gizi, tekstur, rasa, bahkan menimbulkan risiko kesehatan setelah melalui proses pemanasan ulang.
Salah satu contohnya adalah nasi, yang meskipun terlihat aman, bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri Bacillus cereus apabila dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang.
Baca Juga: Ini Kelompok Orang yang Tak Boleh Jalan Kaki Terlalu Lama Menurut Dokter, Siapa Saja?
Bakteri ini mampu bertahan terhadap panas dan bisa menghasilkan racun setelah nasi dipanaskan kembali.
Bayam juga sebaiknya tidak dipanaskan ulang karena kandungan nitratnya bisa berubah menjadi nitrit yang bersifat karsinogenik, terutama berisiko bagi anak-anak atau individu dengan kondisi medis tertentu.
Kentang matang yang tidak langsung didinginkan bisa berkembang bakteri Clostridium botulinum yang memicu botulisme jika dipanaskan ulang dalam kondisi yang tidak tepat.
Telur yang telah dimasak dan kemudian dipanaskan ulang dapat berubah teksturnya menjadi keras dan berisiko menyebarkan bakteri jika tidak mencapai suhu pemanasan yang cukup.
Ayam pun tidak kalah berisiko, karena perubahan struktur proteinnya saat dipanaskan ulang bisa menjadikannya kering dan keras, serta jika tidak disimpan dengan benar dapat menimbulkan risiko infeksi bakteri seperti Salmonella.
Makanan laut seperti ikan dan udang juga tidak dianjurkan untuk dipanaskan ulang karena sangat sensitif terhadap suhu dan mudah berubah tekstur menjadi alot serta berpotensi menimbulkan keracunan jika tidak disimpan secara aman.
Baca Juga: Rangkaian Penyakit yang Dapat Diatasi dengan Konsumsi Rutin Jus Mengkudu, Apa Saja?
Sementara itu, pizza yang dipanaskan ulang di microwave cenderung menghasilkan tekstur yang kurang nikmat, dengan roti yang lembek dan keju yang tidak meleleh merata, apalagi jika penyimpanannya tidak higienis.