KALTENGLIMA.COM - Jamur dikenal sebagai bahan makanan yang serbaguna sekaligus bergizi. Cita rasanya yang khas dengan sentuhan umami membuat jamur mudah dipadukan dengan berbagai jenis hidangan.
Selain itu, jamur juga kaya akan kandungan nutrisi penting yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Meski begitu, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan jamur karena dapat menimbulkan efek yang kurang baik, baik dari sisi kesehatan maupun dari segi cita rasa.
Baca Juga: Waspada Doomscrolling, Psikolog Bagikan Strategi Kendalikan Kebiasaan Buruk Ini
Secara umum jamur aman untuk dimakan, tetapi jika dipadukan dengan makanan tertentu bisa memicu ketidaknyamanan, mengurangi manfaat gizi, bahkan mengganggu kenikmatan rasa.
Salah satu contohnya adalah makanan tinggi purin. Jamur sendiri mengandung purin dalam kadar sedang, dan purin dalam tubuh dapat berubah menjadi asam urat.
Pada penderita asam urat atau gangguan ginjal, kombinasi jamur dengan makanan kaya purin seperti daging merah, jeroan, ikan teri, maupun sarden dapat memperburuk kondisi kesehatan.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Dokter Beberkan 5 Gejala Kanker Usus Besar pada Anak Muda
Selain itu, beberapa kombinasi makanan dengan jamur juga sering dianggap kurang tepat, meski bukti ilmiah masih terbatas.
Misalnya jamur dipadukan dengan karbohidrat kompleks seperti kentang atau dikonsumsi bersama alkohol. Pada sebagian orang, kombinasi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada pencernaan.
Dari segi cita rasa, jamur juga kurang cocok disajikan bersama makanan pedas atau makanan berbahan dasar keju karena dapat menutupi rasa alami jamur yang seharusnya menjadi ciri khasnya.
Baca Juga: Jangan Diremehkan! Kebiasaan Duduk yang Dapat Bahayakan Jantung hingga Picu Kematian Dini
Di samping memperhatikan kombinasi makanan, ada hal lain yang perlu dipertimbangkan saat mengonsumsi jamur.
Beberapa orang dapat mengalami alergi jamur dengan gejala gatal-gatal, bengkak, hingga kesulitan bernapas. Jika hal tersebut terjadi, konsumsi harus segera dihentikan dan diperlukan penanganan medis.
Jamur tertentu yang digunakan dalam pengobatan tradisional juga berpotensi memengaruhi efektivitas obat, misalnya pengencer darah atau insulin.