YKALTENGLIMA.COM - Gluten kini menjadi topik yang banyak dibicarakan di media sosial, terutama karena sebagian orang mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut.
Hal ini menimbulkan anggapan bahwa gluten berbahaya bagi kesehatan. Menurut ahli gizi Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si, gluten memang dapat menimbulkan masalah bagi individu yang memiliki alergi atau menderita penyakit celiac, yaitu kondisi autoimun yang menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.
Pada penderita celiac, konsumsi gluten berulang dapat merusak vili atau tonjolan halus pada usus halus, yang berfungsi menyerap nutrisi.
Baca Juga: Terungkap! Obat Batuk Beracun India Diproduksi di Tempat Tak Layak dan Dipenuhi Sampah
Kerusakan vili ini menyebabkan terganggunya penyerapan zat gizi penting seperti zat besi, vitamin B12, kalsium, dan folat, sehingga berpotensi menyebabkan malabsorpsi atau gangguan penyerapan kronis.
Akibatnya, penderita bisa mengalami anemia, kekurangan vitamin, penurunan berat badan, bahkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Selain itu, komplikasi sistemik seperti osteoporosis, infertilitas, kerusakan saraf, kelelahan kronis, serta gangguan fungsi organ lain juga dapat terjadi.
Baca Juga: Suka Curhat ke AI soal Masalah Mental? Psikolog Wanti-wanti Hal Ini
Lucy menjelaskan bahwa reaksi terhadap gluten bisa bersifat akut maupun kronis. Reaksi akut biasanya muncul segera setelah konsumsi, seperti nyeri perut, diare, kembung, mual, muntah, hingga reaksi alergi.
Sementara itu, reaksi kronis dapat memicu gejala berulang seperti kelelahan, gangguan konsentrasi (brain fog), nyeri sendi, perubahan suasana hati, serta menurunnya kualitas hidup.
Gluten banyak ditemukan pada bahan pangan seperti gandum dan turunannya, termasuk tepung terigu, gandum utuh, spelt, kamut, dan farro.
Baca Juga: Ternyata Bau Mulut Bisa Jadi Peringatan Tersembunyi Sakit Jantung, Ini Cirinya!
Selain itu, barley (jelai), berbagai produk olahan tepung seperti roti, kue, donat, biskuit, pasta berbahan gandum, dan sereal yang mengandung gandum atau malt juga termasuk sumber gluten.
Risiko kontaminasi silang juga perlu diperhatikan, terutama jika makanan bebas gluten tercemar tepung atau debu gluten dari alat dapur yang digunakan secara bersamaan.
Lebih lanjut, Lucy mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai berbagai gejala setelah mengonsumsi makanan yang diduga mengandung gluten.