KALTENGLIMA.COM - Banyak orang beranggapan bahwa rasa haus menandakan tubuh sudah mengalami dehidrasi, padahal anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Rasa haus merupakan mekanisme alami tubuh untuk memberi sinyal bahwa tubuh membutuhkan cairan, bukan tanda bahwa dehidrasi serius telah terjadi.
Menurut Dr. Nate Wood, Direktur Culinary Medicine di Yale School of Medicine, seseorang baru mulai merasa haus ketika kehilangan sekitar 1–2 persen cairan tubuh, jumlah yang tergolong ringan dan mudah digantikan hanya dengan minum air.
Baca Juga: Pasta Gigi Dianggap Obat Luka Bakar, Dokter Ungkap Fakta Sebenarnya
Sementara itu, Dr. Philip Skiba dari Jefferson Health Sports Medicine menjelaskan bahwa dehidrasi baru dianggap serius jika tubuh kehilangan hingga 8 persen cairan.
Oleh karena itu, rasa haus di awal lebih tepat disebut sebagai peringatan dini agar seseorang segera minum sebelum dehidrasi benar-benar terjadi.
Pendapat ini juga diperkuat oleh Dr. Jordan Hilgefort dari University of Louisville Health yang menyebut bahwa haus bukan indikator utama dehidrasi, melainkan sinyal awal yang mendorong tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan.
Baca Juga: Rambut Rontok Parah, Masih Bisa Tumbuh Lagi? Ini Penjelasan Ahli
Tubuh manusia memiliki sistem yang cerdas dalam mempertahankan hidrasi. Saat kadar air menurun, otak mengirimkan sinyal haus untuk mencegah kehilangan cairan yang lebih parah.
Rasa haus sendiri tidak berbahaya, namun gejala seperti mulut kering, pusing, kulit terasa kering, atau warna urin yang lebih gelap merupakan tanda tubuh mulai kekurangan cairan.
Dalam kondisi seperti ini, cukup dengan minum air putih atau cairan elektrolit, tubuh akan kembali normal dan rasa haus pun mereda.
Baca Juga: Biar Tetap Fit! Ini 4 Vitamin Penting agar Tubuh Tidak Mudah Lelah
Dehidrasi ringan umumnya tidak berbahaya jika segera ditangani, tetapi jika terjadi berulang kali, dapat memicu gangguan kesehatan seperti penurunan fungsi ginjal, batu ginjal, atau infeksi saluran kemih.
Sebaliknya, mengonsumsi air secara berlebihan juga berisiko karena dapat mengganggu keseimbangan kadar natrium dalam darah, yang dalam kasus ekstrem bisa menimbulkan sakit kepala, kejang, atau gangguan serius, meski hal ini jarang terjadi.
Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, penting untuk minum air saat merasa haus dan berhenti ketika rasa haus hilang.