Awalnya, produk yang dijual ada tiga jenis yaitu es serut, es krim dan smoothie.
Baca Juga: Innalillahi! Habib Hasan bin Ja'far Assegaf yang Meninggal Dunia
Dengan keuntungan sekitar 100 yen atau sekitar Rp175 ribuan per hari. Namun bisnis ini bangkrut dan baru mulai dibangun lagi pada 1999.
Seperti bisnis pada umumnya, Mixue juga merasakan jatuh bangun bisnisnya.
Skema bisnis waralaba mulai dirintis Zhang Hongchao pada 2008 di mana tahun tersebut juga bertepatan dengan olimpiade Beijing.
Baca Juga: Aturan Kerja ASN di Seluruh Wilayah yang Diberlakukan Presiden Selama Ramadam 2024
Saat ini, Mixue mempunyai kurang lebih 20.000 gerai di China dan 1.000 gerai yang tersebar di berbagai negara seperti Indonesia, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, dengan valuasi seluruh bisnis Mixue diperkirakan mencapai USD3,17 miliar atau sekitar Rp49,54 triliun.
Di 2010, Mixue berkembang menjadi perusahaan sendiri dengan ekspansi ke wilayah diluar China.
Untuk mengembangkan Mixue secara serius mereka juga memiliki pusat riset dan pengembangan (research and development) di area Henan.
Divisi gudang dan logistik di wilayah tersebut juga disebut-sebut mampu menekan biaya operasional Mixue.
Artikel Terkait
Threads Kini Bisa Mengambil Foto dari Aplikasi Langsung
Ini Dia Alasan Anak Muda Menunda Pernikahan
Puasa Dapat Membantu Mengurangi Penyakit Asam Lambung Kata Dokter
Prilly Latuconsina Bertanya soal Hukum Emosi Saat Puasa , Ini Jawaban Ustaz Adi Hidayat
Jadwal Tayang dimajukan, 'Venom 3' Rilis Judul Resminya