KALTENGLIMA.COM - Penggunaan sistem pembayaran quick response code Indonesian standard (QRIS) saat ini masih didominasi oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) di Jakarta, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Anastuty Kusumowardhani, mengungkapkan bahwa lebih dari 30 juta merchant telah menggunakan QRIS, dengan hampir 95 persen di antaranya adalah UMKM.
QRIS sendiri diluncurkan oleh BI pada 17 Agustus 2019. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi QRIS pada triwulan II-2024 tumbuh 226,54 persen secara tahunan.
Baca Juga: Kurir Sabu 1kg di Riau Diamankan Polisi usai Nabrak Pohon
Jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant mencapai 32,71 juta, dengan 30,2 juta di antaranya merupakan merchant UMKM.
Pada Juli 2024, nominal transaksi merchant UMKM pengguna QRIS tercatat mencapai Rp32,86 triliun.
Untuk mendorong pertumbuhan UMKM, BI telah meluncurkan berbagai program, salah satunya adalah mendorong UMKM untuk go digital dan go global.
Baca Juga: Daftar Provinsi Beri Pemutihan Pajak Kendaraan Agustus 2024
Selain memperkenalkan QRIS sebagai sistem pembayaran, BI juga meluncurkan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK) untuk membantu UMKM membuat laporan keuangan yang terstruktur.
Laporan keuangan yang baik diharapkan memudahkan UMKM mendapatkan akses ke pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Untuk mendukung UMKM agar dapat bersaing di pasar global, BI telah menerbitkan modul pengembangan ekspor yang membantu pelaku UMKM memahami persyaratan ekspor di berbagai negara.
Baca Juga: Gegara Ikuti Google Maps, Bus Jatuh ke Jurang di Puncak Bogor
BI juga bekerja sama dengan kantor perwakilan BI di luar negeri, KBRI, KJRI, dan kementerian terkait untuk membuka ruang promosi bagi produk-produk UMKM di pasar luar negeri.
Anastuty menyebutkan bahwa BI turut berpartisipasi dalam beberapa event tahunan untuk meningkatkan ekspor UMKM, dan saat ini telah memiliki pameran permanen di luar negeri.
Contoh pameran tersebut adalah Indonesia House of Beans, yang memamerkan kopi Indonesia di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.
Artikel Terkait
Terduga Teroris di Batu Malang, Ternyata Beli Bahan Peledak Bom Hasil....
Sekolah Makin Fokus! Google Hadirkan Fitur "School Time" di Smartphone Android, Bantu Orang Tua Pantau Anak
Heboh Polisi ditabrak Mobil Berpelat Palsu Sampai Nyangkut di Kap!