KALTENGLIMA.COM - Ketua DPR RI, Puan Maharani turut menghadiri World Leaders Summit on Children's Rights yang diinisiasi oleh Paus Fransiskus di Vatikan. Puan hadir bersama Megawati Soekarnoputri pada forum memperjuangkan hak-hak anak tersebut mengharapkan ada aksi nyata setelah pengadaan acara tersebut. World Leaders Summit on Children's Rights dilaksanakan di Istana Apostolik Vatikan, Senin (3/2/2025).
Didasarkan pada pandangan langsung di lokasi, acara ini digelar sejak pagi hingga sore waktu setempat. Megawati bersama sejumlah tokoh yang menjadi panelis menyampaikan pandangannya mengenai anak. Puan berangkat bersama Megawati serta Mohamad Rizki Pratama. Ketiganya sangat mengapresiasi acara ini.
"Saya mengapresiasi Yang Mulia Paus Fransiskus atas inisiatifnya untuk menyelenggarakan konferensi ini. Dengan World Leaders Summit on Children's Rights, kita dapat duduk bersama dan bertukar pikiran tentang hak anak dan misi kemanusiaan global demi generasi mendatang," ujar Puan.
Baca Juga: Surat Terbuka Falcon Pictures Terkait Kontroversi Film A Business Proposal
Pertemuan ini memiliki topik 'Let's Love and Protect Them'. Puan menyampaikan bahwa diskusi ini melahirkan harapan dalam memperjuangkan hak-hak anak di dunia dan dia menegaskan tugas semua pihak yakni mencari solusi baru demi membantu dan melindungi hak-hak anak.
"Semoga dari pertemuan World Leaders' Summit on Children's Rights ini melahirkan aksi nyata untuk anak-anak kita di negara masing-masing, dan demi langkah memperjuangkan hak anak-anak di seluruh dunia," lanjutnya.
Puan juga sampaikan, KTT ini sejalan dengan upaya DPR dalam memperjuangkan hak-hak anak.
Baca Juga: Kapan Puasa Nisfu Syaban 2025? Cek Tanggalnya
"Anak-anak di seluruh dunia terus menghadapi ancaman serius terhadap hak-hak mereka, termasuk eksploitasi dan pelecehan. Meskipun ada kemajuan global dan upaya untuk mengatasi masalah ini, banyak anak masih rentan," kata Puan.
Berdasarkan penilaiannya, terdapat banyak hal yang bisa dilakukan demi menunjang anak-anak bisa hidup dengan nyaman. Dia kemudian mengungkit reformasi pendidikan.
"Kita juga perlu menggunakan kemajuan teknologi digital sebagai alat untuk melindungi hak-hak anak. Platform digital dan AI dapat digunakan untuk melacak dan mencegah perdagangan manusia," imbuhnya.
Puan menambahkan, komunitas internasional perlu memperkuat kerja sama global untuk mencegah permasalahan eksploitasi anak.
Artikel Terkait
Sabu Seberat 100,06 Gram Gagal Edar di Murung Raya, Ini Tampang Pelakunya
Mitos atau Fakta: Benarkah Minum Air Garam Bisa Redakan Sakit Kepala?
Tak Selalu Menyehatkan, 3 Efek Samping Makan Kacang Mete Berlebihan
Malam Nisfu Syaban 2025 Jatuh pada Tanggal Berapa? Cek Disini!
AC Milan Resmi Rekrut Santiago Gimenez, Siap Jadi Mesin Gol Rossoneri