KALTENGLIMA.COM - Sebanyak 26 orang dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan kapal migran di lepas pantai Pulau Lampedusa, Italia bagian selatan, pada Rabu, sementara 60 orang lainnya berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke darat.
Tragedi ini menimpa rombongan migran yang berangkat dari Libya dan menjadi insiden terbaru dalam rangkaian pelayaran berbahaya di Laut Tengah yang ditempuh para migran dari Afrika menuju Eropa.
Menurut laporan Reuters, pesawat patroli penegak hukum Italia menemukan perahu terbalik dengan sejumlah jenazah mengapung di perairan sekitar 14 mil atau 23 kilometer dari Lampedusa pada pagi hari 13 Agustus, sehingga memicu operasi penyelamatan.
Baca Juga: Kepala BGN Tanggapi Isu Ratusan Siswa Sragen Keracunan MBG
Berdasarkan keterangan awal para penyintas, rombongan berangkat dari wilayah Tripoli, Libya, pada dini hari menggunakan dua perahu.
Salah satu perahu mengalami kebocoran dan penumpangnya berpindah ke perahu lain yang kemudian terbalik akibat ombak tinggi.
Penjaga pantai mengerahkan lima kapal, dua pesawat, dan satu helikopter untuk misi penyelamatan. Badan pengungsi PBB, UNHCR, memperkirakan jumlah penumpang awalnya berkisar antara 92 hingga 97 orang.
Baca Juga: Pertamina Pertama Kali Kirim Bahan Bakar Pesawat Berbahan Baku Jelantah
Sejak awal tahun, tercatat 675 orang meninggal di Mediterania bagian tengah saat mencoba menyeberang, menurut juru bicara UNHCR di Italia, Filippo Ungaro.
Petugas Palang Merah Italia di Lampedusa, Cristina Palma, mengungkapkan bahwa 56 pria dan empat perempuan yang selamat berada dalam kondisi kesehatan cukup baik, meski empat di antaranya harus dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan.
Sementara itu, pemerintah sayap kanan pimpinan Perdana Menteri Giorgia Meloni berkomitmen memblokir jalur migrasi laut dari Afrika dan memperketat hukuman bagi para penyelundup manusia, seraya menyerukan dukungan dari negara sekutu untuk memberantas praktik ini.
Baca Juga: BNNP Riau Amankan 63 Kilogram Ganja Kering di Area Kampus UIN Suska
Menteri Dalam Negeri Matteo Piantedosi menyatakan melalui platform X bahwa tragedi tersebut mempertegas urgensi mencegah keberangkatan ilegal dan melanjutkan upaya pemberantasan jaringan penyelundup migran.
Artikel Terkait
Kanwil DJP Banten Sita Aset Hingga Rp3,34 Miliar dari 18 Penunggak Pajak
Bupati Pati Didemo Warga, Istana Tekankan Pejabat Harus Hindari Sikap Arogan
Penyelundup Rohingya di Aceh Selatan Terancam Hukuman 7–8 Tahun Penjara
BNNP Riau Amankan 63 Kilogram Ganja Kering di Area Kampus UIN Suska