KALTENGLIMA.COM - Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, mendesak pemerintah pusat maupun daerah agar segera melakukan pemetaan ulang terhadap kawasan yang rawan banjir dan bencana hidrometeorologi di Bali.
Ia menegaskan bahwa prioritas utama harus diberikan pada perlindungan serta pelayanan psikososial bagi para korban terdampak.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memperkuat sistem peringatan dini berbasis komunitas, disertai dengan edukasi kepada masyarakat mengenai prosedur evakuasi cepat.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pelempar Molotov di 6 Pos Polisi Yogyakarta, Ternyata Ikut Tren Medsos
Maman juga mendorong percepatan distribusi bantuan sosial dan kompensasi, khususnya bagi pedagang kecil serta keluarga miskin, sekaligus penyediaan layanan pemulihan psikososial bagi korban yang kehilangan anggota keluarga maupun mata pencaharian.
Menurutnya, bencana banjir bandang yang melanda Bali tidak bisa hanya dipandang sebagai fenomena alam semata, melainkan juga sebagai bukti kegagalan tata kelola risiko bencana.
Minimnya sistem mitigasi, lemahnya kesiapsiagaan, terbatasnya sarana evakuasi, serta kurangnya koordinasi lintas sektor membuat masyarakat menjadi pihak yang paling dirugikan, baik melalui jatuhnya korban jiwa, kerugian materiil, maupun trauma psikologis yang berkepanjangan.
Baca Juga: Tim SAR Evakuasi 4 Jenazah Korban Heli Jatuh di Papua Tengah ke RSUD Mimika
Ia menilai, kondisi ini ironis karena bencana terjadi di pusat destinasi wisata dunia, tetapi warganya justru tidak mendapatkan perlindungan yang memadai.
Hal ini sekaligus memperlihatkan lemahnya integrasi antara kebijakan pembangunan dengan upaya pengurangan risiko bencana.
Maman mengingatkan pemerintah agar lebih serius dalam memperhatikan aspek pencegahan, dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan penanggulangan bencana.
Tanpa pendekatan partisipatif, kebijakan yang dibuat dikhawatirkan hanya bersifat formalitas tanpa memberikan dampak nyata di lapangan.
Ia menegaskan bahwa Bali merupakan wajah Indonesia di mata dunia, sehingga jika bencana terus berulang tanpa mitigasi yang baik dan perlindungan yang kuat, bukan hanya masyarakat yang menanggung penderitaan, melainkan juga wibawa bangsa yang ikut terancam.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang melanda Bali pada Rabu, 10 September, dan mengakibatkan sembilan korban jiwa yang tersebar di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, serta Jembrana.
Artikel Terkait
Polisi Ungkap Kasus Penelantaran dan Kekerasan Anak di Jaksel
Menkeu Purbaya Tanggapi Isu Anak yang Sebut Sri Mulyani Agen CIA
17 Truk Barang Tak Lolos Uji Emisi di Pulogadung, Terancam Denda Rp50 Juta
Menteri Yusril Minta Publik Tunggu Perkembangan Kasus Ferry Irwandi