KALTENGLIMA.COM - Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi kepada Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisi struktur dan kekuatan bangunan di pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Langkah ini diambil agar peristiwa ambruknya mushalla di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, tidak kembali terjadi.
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menjelaskan bahwa perintah tersebut disampaikan langsung oleh Presiden dalam rapat terbatas yang berlangsung di kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu malam, 5 Oktober.
Baca Juga: Legislator PKB Setuju Seleksi Pimpinan TNI Tak Harus Senioritas: Utamakan Skill
Dalam arahannya, Presiden meminta Menko Muhaimin bersama jajarannya untuk segera meninjau dan memperbaiki pondok pesantren yang memiliki struktur bangunan lemah.
Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya memberikan bantuan kepada pesantren yang membutuhkan, serta mengingatkan para pemilik pondok agar memperhatikan aspek keamanan dan kualitas konstruksi saat melakukan renovasi atau pembangunan baru. Menurut Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, perhatian Presiden terhadap insiden ini sangat besar.
Ia bahkan terus memantau perkembangan situasi dan meminta seluruh pejabat terkait, termasuk kepala daerah, untuk ikut memberikan perhatian serius terhadap keselamatan bangunan pesantren.
Baca Juga: Mantan Dirut Taspen Jalani Sidang Vonis Kasus Investasi Fiktif Hari Ini
Lebih lanjut, Presiden juga menginstruksikan agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua bangunan pondok pesantren, khususnya dari sisi keamanan dan keselamatan.
Prasetyo menegaskan bahwa seluruh pesantren akan didata ulang untuk memastikan kelayakan infrastruktur dan mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Sebelumnya, tragedi ambruknya mushalla di Ponpes Al Khoziny yang sedang dalam proses renovasi terjadi pada Senin, 29 September, dan menewaskan 36 orang.
Baca Juga: Sengketa Lahan antara PT.SYK dan Warga Lahei, DPRD Barito Utara Gelar RDP Beri Rekomendasi Solusi
Proses evakuasi korban dilakukan oleh lebih dari 400 petugas SAR, namun terhambat oleh kondisi puing bangunan yang berisiko runtuh.
Hingga Minggu, 5 Oktober, BNPB melaporkan masih ada 27 santri yang belum ditemukan, sementara Basarnas Surabaya mencatat jumlah korban selamat telah mencapai 104 orang.
Artikel Terkait
Kemkomdigi Resmi Cabut Pembekuan Izin TikTok usai Penuhi Kewajiban
13 Jenazah Korban Lain dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Ditemukan
Luhut Nilai Pertemuan Prabowo dan Jokowi sebagai Hal Positif
Mantan Dirut Taspen Jalani Sidang Vonis Kasus Investasi Fiktif Hari Ini