Armor Lakukan KDRT Sejak 2020, Kenapa Korban Susah Lepas dari Pelaku?

photo author
- Kamis, 15 Agustus 2024 | 10:06 WIB
hasil tes urine Armor Toreador. Foto/Instagram (Foto/Instagram)
hasil tes urine Armor Toreador. Foto/Instagram (Foto/Instagram)

 

KALTENGLIMA.COM - Armor Toreador, suami sekaligus pelaku KDRT terhadap istrinya Cut Intan Nabila, mengaku telah melakukan tindakan kekerasan berulang kali. Kepada pihak kepolisian, Armor mengatakan sudah melakukan KDRT sejak 2020.

Dalam unggahan Intan Nabila yang viral, dirinya mengatakan telah menjadi korban kekerasan berulang tetapi memaafkan suami sebelum akhirnya melaporkan kasus yang ia alami ke pihak berwajib.

Terlepas dari kasus itu, korban KDRT kerap sulit lepas dari pelaku dan memiliki kecenderungan namun mempertahankan pernikahannya. Alasannya beragam, mulai dari kelekatan sampai sisi materi.

Baca Juga: Itel VistaTab 10 Resmi Hadir di Indonesia : Tablet Murah dengan Fitur Menarik

Psikolog klinis Anastasia mengatakan ada banyak faktor yang membuat korban kekerasan, dalam hal ini KDRT, terpaksa harus mempertahankan hubungannya. Alasan itu membuat korban merasa tidak cukup 'percaya diri' untuk dapat berdiri sendiri baik secara finansial maupun emosional sehingga membuat mereka sulit lepas dari pelaku.

"Bisa juga karena faktor sosial, karena enggan dipandang gagal atau tidak berhasil dalam hubungan, merasa malu apabila menjadi bahan perbincangan sosial, itu juga ada," ujar Sari.

Selain itu, Sari juga menyoroti faktor dari sisi pelaku yang membuat korban menjadi susah 'lepas'. Menurutnya tidak jarang pelaku KDRT juga mempunyai sifat manipulatif pada korban.

Baca Juga: Tetapkan Mpox Darurat Kesehatan Global untuk Kedua Kalinya, WHO Ungkap Alasannya

Kondisi ini bisa membuat korban menjadi kebingungan untuk mengambil keputusan sebab pelaku lihai dalam menggambarkan situasi yang terjadi seolah-olah merupakan salah dari korban. Korban akhirnya menjadi takut dan malu untuk mengambil keputusan.

"Padahal dia seharusnya nggak perlu malu. Ini sering kali saat ketemu orang yang 'toksik' dia manipulasinya hebat, justru korban yang merasa salah dan tidak mau berpisah. Dia tidak ingin orang-orang membicarakan, 'Dia salah, dia kurang', itu bisa menjadi faktor," tandasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X