KALTENGLIMA.COM - Dokter spesialis kulit dan kelamin Dr. dr. Fitria Agustina, Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, menegaskan bahwa penggunaan parutan jagung untuk mengobati cacar tidak didukung oleh bukti ilmiah dan malah dapat meningkatkan risiko infeksi tambahan pada kulit yang sudah rusak.
"Parutan jagung dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang terkena cacar, memperburuk kondisi, dan memperlambat penyembuhan," ujar Fitria dalam wawancara daring pada Kamis.
Fitria, yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menjelaskan bahwa jagung parut bukanlah bahan yang steril, dan justru dapat memperparah infeksi kulit yang disebabkan oleh cacar.
Baca Juga: Ini Bekal Makanan yang Bergizi untuk Anak!
Untuk mengobati bekas cacar, Fitria merekomendasikan penggunaan perawatan yang dianjurkan oleh dokter, seperti salep atau pelembap.
Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan kulit dan menggunakan produk yang direkomendasikan untuk mempercepat penyembuhan luka.
Fitria juga menekankan pentingnya menjaga kulit yang terinfeksi agar tetap kering dan bersih, menggunakan sabun dengan bahan yang ringan, serta menjaga kelembapan kulit dengan pelembap yang tepat untuk mencegah iritasi lebih lanjut. Jika infeksi sekunder terjadi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik topikal atau oral.
Baca Juga: Siapa Sangka? Belut Punya Segudang Nutrisi yang Baik untuk Tubuh!
Fitria mengingatkan agar tidak menggaruk atau memencet luka, karena hal ini bisa memperparah kondisi kulit dan meninggalkan bekas luka.
Dia juga menyarankan untuk menghindari penggunaan bahan alami yang belum terbukti secara ilmiah, serta menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan selama proses penyembuhan, karena hal itu dapat memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko terbentuknya bekas luka atau hiperpigmentasi.
Artikel Terkait
Kulit Tangan Kering: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Haruskah Semua Orang Vaksin Usai Varian Mpox Mematikan Muncul? Ini Kata Kemenkes
Beberapa Minuman yang Bisa Kempeskan Perut Buncit, Apa Saja?