KALTENGLIMA.COM - Hipertensi memang merupakan kondisi yang perlu dikelola dengan hati-hati karena dapat memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Pengobatan hipertensi biasanya berlangsung seumur hidup, tetapi dalam beberapa kasus, perubahan gaya hidup yang signifikan bisa memungkinkan seseorang untuk mengurangi dosis obat atau bahkan menghentikan pengobatan, meskipun ini jarang terjadi dan harus dilakukan di bawah pengawasan ketat dari dokter.
Kriteria untuk menghentikan obat hipertensi, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal “Acta Cardiologica Sinica”, mencakup beberapa faktor, seperti:
Baca Juga: Mpox Menyebar di RI, Apakah Biaya Pengobatan Pasien Ditanggung BPJS Kesehatan?
- Tekanan darah yang sudah terkontrol selama bertahun-tahun.
- Hanya membutuhkan satu jenis obat anti-hipertensi.
- Usia di bawah 50 tahun.
- Tidak adanya kerusakan organ.
- Hipertensi yang hanya mencapai tahap satu sebelum pengobatan.
- Konsistensi dalam menjalani gaya hidup sehat.
- Mengatasi kondisi medis yang mendasari hipertensi, seperti sindrom Cushing atau gangguan tiroid.
Namun, keputusan untuk menghentikan obat harus selalu dibuat berdasarkan evaluasi medis yang mendalam.
Hal ini karena hipertensi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal, yang bisa berujung pada gagal ginjal.
Artikel Terkait
Jangan Abaikan! Gejala Ini Bisa Jadi Tanda Empty Sella Syndrome
Jika Tekanan Darah Normal, Apakah Tetap Harus Konsumsi Obat Hipertensi?
Buat Gen Z yang Ingin Jajan Skincare Murah di Live TikTok, Ini Imbauan BPOM RI