KALTENGLIMA.COM - Hasil surveilans Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 80 persen akses air minum di Indonesia masih belum memenuhi standar kelayakan konsumsi.
Peningkatan akses terhadap air minum layak hanya mengalami kenaikan kecil, dari 11 persen menjadi 20,49 persen.
Kondisi ini mengkhawatirkan karena banyak sumber air minum, khususnya air isi ulang, tercemar bakteri “E. coli”.
Baca Juga: Hati-hati! Makanan Ini Tidak Boleh Dimakan Bersamaan dengan Durian, Apa Efek Sampingnya?
Direktur Penyehatan Lingkungan, dr. Anas Ma’ruf, MKM, mengungkapkan bahwa tingkat kontaminasi “E. coli” pada air isi ulang jauh lebih tinggi dibandingkan air dari PDAM.
Berdasarkan data, sekitar 45,4 persen air isi ulang mengandung E. coli, sementara air PDAM yang tercemar hanya mencapai 33 persen.
Menurut dr. Anas, masyarakat lebih banyak menggunakan air isi ulang untuk konsumsi sehari-hari dibandingkan air PDAM.
Baca Juga: Kencing Sakit pada Wanita: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Hal ini disebabkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas air PDAM, yang sering dianggap bermasalah, seperti bau, warna, atau kerusakan pada perpipaan.
Namun, tingkat kontaminasi E. coli yang tinggi pada air isi ulang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sumber air, proses pengolahan, mesin yang tercemar, galon yang tidak higienis, serta kebersihan depot air.
Sekitar 30 persen masyarakat mengandalkan air isi ulang sebagai sumber utama air minum sehari-hari. Namun, air yang tercemar E. coli dapat menimbulkan dampak kesehatan serius, di antaranya diare yang terjadi pada 73 persen kasus, serta risiko stunting yang mencapai 15 persen.
Baca Juga: Bahaya Menahan Kencing: Ginjal Bisa Bengkak dan Alami Kerusakan
Masalah ini juga berkontribusi pada tingginya angka stunting di Indonesia, yang masih berada di kisaran 21,5 persen, belum mencapai target 18 persen.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, menyatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji regulasi untuk meningkatkan keamanan dan kelayakan air isi ulang.
Artikel Terkait
Apakah Melahirkan dengan Metode Water Birth Aman? Ini Kata Obgyn
Jangan Salah! Ini Dia Perbedaan Flu Babi dan Demam Babi Afrika
Bahaya Menahan Kencing: Ginjal Bisa Bengkak dan Alami Kerusakan
Kencing Sakit pada Wanita: Penyebab dan Cara Mengatasinya