KALTENGLIMA.COM - Di Indonesia, prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) tertinggi pada ibu hamil.
Penyakit karena kekurangan nutrisi yang umum terjadi di dunia, termasuk Indonesia, ini seharusnya tidak perlu terjadi asalkan para ibu memenuhi asupan zat besi harian mereka.
ADB pada kehamilan tidak hanya berdampak negatif pada ibu tetapi juga pada bayi.
Baca Juga: Tahun 2024 Akan Diakhiri dengan Fenomena Astronomi Langka, Apa Itu?
Namun faktanya, dua dari lima orang Indonesia mengalami ADB.
Tidak sedikit wanita di Indonesia yang mengalami kondisi kurang darah. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi anemia pada wanita di Indonesia ialah sebesar 18 persen.
Pada populasi ibu hamil, diketahui paling tinggi terjadi pada rentang usia 25-44 tahun, yaitu sekitar 30-40 persen.
Baca Juga: Baca Doa Ini Segera Mudah Dapat Kerja, Agar Lepas dari Pengangguran
dr. Helmin Agustina Silalahi menjelaskan gejala anemia sendiri yaitu pucat, lesu, sakit kepala, pusing, sulit konsentrasi, mata berkunang-kunang, dan mudah mengantuk, yang tentunya akan membatasi ruang gerak para wanita dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut dr Helmin, gejala anemia terjadi akibat penurunan produksi sel-sel darah merah akibat kekurangan zat gizi (zat besi, asam folat, dan vitamin B12) dan gangguan pada sumsum tulang.
Untuk itu, dr Helmin mengimbau kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk mencegah dan mengatasi anemia. Namun tak hanya zat besi, diperlukan juga kebutuhan vitamin lain sebagai penunjang.
Artikel Terkait
Promo Akhir Tahun: Tiket Kereta Bandara Soetta Diskon hingga Rp15.000 dari KAI Commuter
Kantor Media di Bogor Jadi Sasaran OTK, Polisi Selidiki Barang Bukti
Fakta di Balik Konsumsi Makanan Dibakar, Benarkah Berisiko Kanker?
Korban Tewas Jatuhnya Pesawat l Menjadi 120 Orang, Maskapai Korsel Jeju Air Minta Maaf
Heboh Harvey Moeis dan Sandra Dewi Pakai Peserta BPJS Kesehatan PBI Kelas 3, Kok Bisa?