Ia juga merujuk pada sebuah penelitian yang melibatkan 218 peserta dengan kondisi obesitas dan overweight yang menjalani diet defisit kalori serta olahraga selama satu tahun.
Dalam studi ini, setengah dari peserta diberikan suplemen vitamin D, sementara sisanya menerima plasebo.
Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang mengonsumsi suplemen vitamin D mengalami penurunan berat badan rata-rata 3,2 kg lebih banyak dibandingkan kelompok plasebo.
Menurut dr. Johanes, terdapat beberapa mekanisme yang diduga menjadi alasan di balik efek vitamin D terhadap penurunan berat badan.
Baca Juga: Gejala Diabetes yang Bisa Muncul di Mata, Waspadai Sebelum Terlambat
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin D dapat menghambat pembentukan sel lemak baru serta mencegah penumpukan lemak dalam tubuh.
Selain itu, vitamin D diketahui dapat meningkatkan kadar serotonin, yang berperan dalam mengurangi nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang, sehingga dapat membantu mengurangi asupan kalori.
Kadar vitamin D yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan kadar testosteron, yang dapat berkontribusi pada penurunan berat badan.
Baca Juga: Mana yang Lebih Efektif Bakar Kalori, Jalan Kaki atau Bersih-bersih Rumah?
Meski begitu, dr. Johanes menekankan bahwa strategi utama dalam menurunkan berat badan tetaplah menerapkan pola makan dengan defisit kalori dan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan 10 ribu langkah per hari.
Artikel Terkait
Mata Bengkak Mengganggu? Ini Cara Cepat dan Efektif Mengatasinya
Viral di Medsos Pembalut Bekas Dicuci Vs Tidak, Ini Kata Dokter
Manfaat Meminum Air Jahe Hangat Setiap Malam
Mana yang Lebih Efektif Bakar Kalori, Jalan Kaki atau Bersih-bersih Rumah?