5. Gangguan pada indra penciuman dan perasa yang mengurangi selera makan.
6. Kurangnya motivasi untuk memasak setelah kehilangan pasangan.
7. Kesulitan mengakses bahan makanan, baik karena tidak bisa berbelanja sendiri maupun tidak memiliki kemampuan memasak.
8. Terbatasnya akses terhadap makanan sehat akibat tinggal di daerah terpencil atau kondisi ekonomi yang kurang mendukung.
Baca Juga: Ketahui Daftar Manfaat Biji Nangka untuk Kesehatan dan Cara Mengolahnya
Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap meningkatnya risiko malnutrisi pada lansia, sehingga diperlukan perhatian khusus dalam memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Perawatan yang tepat, termasuk penyediaan makanan bernutrisi yang sesuai dengan kondisi mereka, menjadi langkah penting dalam mencegah dan mengatasi masalah ini.
Gejala malnutrisi pada lansia dapat dikenali dari beberapa tanda, seperti kelemahan otot, mudah merasa lelah, mudah tersinggung atau depresi, serta penurunan nafsu makan.
Baca Juga: Gejala Diabetes yang Bisa Muncul di Mata, Waspadai Sebelum Terlambat
Selain itu, menurut Harvard Health, malnutrisi juga dapat ditandai dengan penurunan berat badan yang tidak direncanakan, masalah pada gigi, kulit yang mudah memar, serta sering mengalami sakit atau infeksi.
Jika tidak segera ditangani, malnutrisi dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, osteoporosis, kehilangan massa otot, pemulihan yang lebih lama setelah sakit atau operasi, meningkatnya risiko infeksi, serta proses penyembuhan luka yang lebih lambat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa lansia mendapatkan asupan gizi yang cukup agar dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas.
Artikel Terkait
Benarkah Stres Menyebabkan Asam Lambung Naik? Ini Penjelasannya
Mata Bengkak Mengganggu? Ini Cara Cepat dan Efektif Mengatasinya
Viral di Medsos Pembalut Bekas Dicuci Vs Tidak, Ini Kata Dokter
Manfaat Meminum Air Jahe Hangat Setiap Malam