Pasien Transplantasi Ginjal Keluhkan Kekosongan Obat, Kemenkes Berikan Penjelasan

"Terjadi lonjakan yang tinggi akan kebutuhan tacrolimus tersebut, tapi tidak ada yang terjadi karena masalah efisiensi anggaran," lanjut dia, memastikan ketersediaan obat baru tidak mengesampingkan tacrolimus originator.

Baca Juga: Perempuan Memiliki Kesempatan dan Kemampuan yang Sama, Begini kata Waket I DPRD

Rizka menegaskan bahwa pasien masih dapat mengakses tacrolimus originator dengan solusi untuk menambahkan selisih biaya.

"Kalau ada pilihan preferensi terhadap merek dagang, itu boleh-boleh saja tetapi selisihnya menjadi tanggung jawab pasien, bisa cost sharing," jelasnya.

Sebagai informasi, hingga tahun 2024, jumlah pasien yang telah menjalani transplantasi ginjal di RSCM mencapai 1. 131 orang, sementara di salah satu rumah sakit swasta, Siloam Asri, tercatat ada 345 pasien. Oleh karena itu, merujuk pada riset yang dilakukan oleh KPCDI, jumlah 23 pasien yang menjadi subjek penelitian dianggap masih terlalu kecil untuk mewakili kondisi yang sebenarnya di lapangan.

Baca Juga: Tangki Solar Api Tersambar Kabel yang Terbakar, Merambat hingga ke Jalan Raya di Jaktim

Jika ditemukan efek samping yang tidak diinginkan akibat penggunaan obat-obatan tertentu, Rizka mengingatkan agar segera melaporkannya kepada BPOM RI untuk melakukan peninjauan kembali terhadap peredaran obat tersebut.

"Pelaporan dibuktikan dengan bukti yang objektif, hasil lab, tetapi selama data tersebut hanya testimoni, belum cukup. Dibutuhkan uji klinik yang memadai, jumlah case yang representatif untuk membuktikan antara obat A dan B terhadap khasiat keamanan tersebut," kata dia.

Rizka menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak berhubungan dengan pengobatan, melainkan mencakup perjalanan dinas, kebutuhan rapat, dan biaya operasional lainnya.

Baca Juga: Sadis! Ayah Tiri Siksa Bocah di Mojekerto: Dicambuk Rantai hingga Squat Jump Ribuah Kali