KALTENGLIMA.COM - Banyak pengguna media sosial X yang membahas perubahan siklus haid mereka selama bulan Ramadan. Sejumlah di antara mereka mengungkapkan bahwa mereka mengalami keterlambatan haid pada bulan suci ini. Mereka menduga bahwa hal ini berkaitan erat dengan perubahan pola makan yang terjadi selama Ramadan.
"guys ini seluruh wanita diindonesia pada telat haid semua kah?" kata pemilik akun X @a**ann**y.
"Kalian ngerasa ga kalo bulan ramadhan mens jd telat tapi udah ngerasain nyeri pinggang perut dan semua rasa sakit mens tapi ga ada darah yang keluar. Udah dua harian ngerasa nyeri di area pinggang dan sekitar tapi ga haid-haid:). Ada yang sama ga? Ga pernah serindu ini sama mens," ujar netizen lain.
Baca Juga: Bukan Rp 10. 000, Inilah Harga Ideal Pertalite Seharusnya
Terkait dengan hal tersebut, spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Muhammad Fadli, SpOG, menjelaskan bahwa perubahan pola makan selama bulan Ramadan dapat berdampak pada siklus haid seseorang. Proses ini memang kompleks, namun perubahan pola makan selama Ramadan dapat memengaruhi hormon-hormon yang berhubungan dengan menstruasi.
Defisit kalori yang terjadi selama puasa dapat memengaruhi kadar estrogen dalam tubuh dan, pada gilirannya, memengaruhi siklus haid. Dr. Muhammad Fadli juga menambahkan bahwa perubahan waktu istirahat selama bulan Ramadan turut berkontribusi dalam hal ini.
"Jam makan kan kita sahur, buka, gitu ya, maka kita juga beribadah di bulan puasa mungkin waktu istirahat kita akan sedikit berkurang. Maka dengan kurangnya beristirahat, maka keluarlah hormon stres, atau kortisol," ucap dr Fadli.
Baca Juga: Bukan Rp 10. 000, Inilah Harga Ideal Pertalite Seharusnya
"Stres atau hormon kortisol ini meningkat ini bisa mempengaruhi hormon-hormon lain untuk haid yang FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang menyebabkan gangguan ovulasi," sambungnya.
Sebaliknya, kecenderungan sebagian orang untuk menunjukkan perilaku 'balas dendam' dengan mengonsumsi lebih banyak makanan selama bulan puasa dapat mempengaruhi pola haid mereka. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak yang berlebihan dalam tubuh.
"Jadi kalaupun mau ada penurunan berat badan, pasti dilakukan secara yang wajar sehingga tidak sampai mempengaruhi hormon dalam tubuh," sambungnya.
Baca Juga: Bahlil 'Turun Gunung' untuk Periksa Kualitas BBM Pertamina, Ini Hasilnya
Meskipun demikian, dr. Fadli menekankan bahwa puasa di bulan Ramadan membawa manfaat yang sangat besar bagi tubuh. Perubahan ini, menurutnya, sedikit banyak mencerminkan adanya kemungkinan masyarakat telah mengalami kebiasaan makan berlebihan.
Selain itu, jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia cenderung mengandung karbohidrat dalam jumlah yang cukup tinggi.
Artikel Terkait
Abdul Gani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara Meninggal Dunia
Tak Gelar Open House di Solo Saat Lebaran, Jokowi: Kalau Mau ke Sini Silakan
Akses ke Bromo Via Malang Tertutup Akibat Tebing di Poncokusumo Longsor
Olahraga Jelang Sahur Lebih Menantang, Agar Tak Tumbang Catat Saran Dokter
Siapa Saja yang Berhak Menerima Zakat Menurut Dalil Al-Qur'an?