Waspadai Haid Lebih dari Dua Minggu, Ini Penyebab dan Penanganannya

photo author
- Kamis, 14 Agustus 2025 | 09:30 WIB
 Ilustrasi Haid ( Pexels/Sora Shimazaki)
Ilustrasi Haid ( Pexels/Sora Shimazaki)

KALTENGLIMA.COM - Haid yang berlangsung lebih dari 15 hari dapat menimbulkan gangguan serius pada aktivitas sehari-hari, terutama karena sering disertai gejala yang mengganggu seperti kram perut, anemia, perdarahan hebat, hingga sesak napas.

Secara normal, menstruasi biasanya terjadi selama 3 hingga 7 hari, dan jika berlangsung lebih lama dari itu, bahkan melebihi 15 hari, maka kondisi tersebut tergolong sebagai menstruasi berkepanjangan.

Dalam dunia medis, haid yang berlangsung lebih dari satu pekan dikenal dengan istilah hipermenorea atau menorrhagia.

Baca Juga: Ini yang Terjadi Jika Otak Kanan Lebih Dominan Dibanding Otak Kiri

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya ketidakseimbangan hormon yang umumnya terjadi pada masa pubertas atau perimenopause, dan dapat pula dipicu oleh gangguan tiroid maupun sindrom polikistik ovarium (PCOS).

Ketidakseimbangan hormon menyebabkan penebalan lapisan endometrium, sehingga saat luruh akan menimbulkan perdarahan berkepanjangan.

Penyebab lain yang mungkin adalah infeksi panggul atau infeksi menular seksual seperti trikomoniasis, gonore, klamidia, serta endometritis kronis.

Baca Juga: Sering Mengonsumsi Kentang? Waspadai, Cara Memasaknya Dapat Memicu Diabetes

Penggunaan alat kontrasepsi IUD juga dapat memicu haid panjang, terutama dalam 3–6 bulan pertama pemasangan, meskipun biasanya akan membaik setelah enam bulan.

Selain itu, kelainan pembekuan darah atau penyakit seperti von Willebrand, gangguan hati, penyakit ginjal, leukemia, maupun adanya polip rahim juga dapat memperpanjang durasi menstruasi.

Penanganan haid yang berlangsung lebih dari 15 hari perlu disesuaikan dengan penyebabnya, sehingga pemeriksaan medis sangat dianjurkan.

Baca Juga: Kenapa Makan Perlahan Baik untuk Kesehatan Tubuh? Simak Penjelasannya!

Dokter biasanya akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon dan zat besi, USG rahim, pap smear, biopsi jaringan rahim, histeroskopi, atau MRI rahim.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X