Waspada, Tiga Gangguan Mental Pasca Persalinan yang Sering Terjadi

Selain itu, beberapa ibu mengalami kecemasan berlebihan terhadap bayinya, seperti ketakutan tidak rasional bahwa dirinya bisa mencelakakan sang anak.

Untuk mendeteksi kondisi ini, digunakan alat ukur bernama Edinburgh Postnatal Depression Scale, berupa kuesioner dengan 10 pertanyaan.

Skor tertentu atau jawaban yang mengarah pada pikiran bunuh diri menjadi indikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga profesional.

Baca Juga: Benarkah Kedutan pada Mata Bisa Jadi Gejala Stroke? Ini Faktanya

Jenis gangguan yang paling berat adalah psikosis pasca melahirkan, meskipun kasusnya sangat jarang terjadi, yaitu hanya pada 1 hingga 2 ibu dari 1.000 kelahiran.

Kondisi ini muncul secara cepat, biasanya dalam 48 hingga 72 jam setelah persalinan atau paling lambat dalam dua minggu.

Gejalanya berupa gangguan tidur parah, perubahan suasana hati yang ekstrem, kebingungan, disorientasi, hingga halusinasi seperti mendengar suara yang mendorong untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.

Baca Juga: Benarkah Kedutan pada Mata Bisa Jadi Gejala Stroke? Ini Faktanya

Psikosis pasca melahirkan kerap dikaitkan dengan gangguan bipolar karena kemiripan gejala dengan episode mania. Risiko bunuh diri maupun mencelakai bayi sangat tinggi, sehingga kondisi ini memerlukan penanganan medis intensif.

Gangguan mental setelah melahirkan bukanlah tanda kelemahan seorang ibu, melainkan masalah kesehatan yang perlu ditangani secara serius.

Dukungan dari pasangan, keluarga, dan lingkungan sekitar memegang peranan penting dalam pemulihan. Jika gejala berlangsung lebih dari dua minggu atau semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis, baik dokter, psikolog, maupun psikiater.

Baca Juga: Rahasia Waktu Ideal Minum Kopi agar Efek Positifnya Lebih Optimal

Penanganan dapat berupa konseling, terapi, hingga pengobatan medis sesuai kebutuhan.

Mengenali tanda-tanda gangguan mental pasca melahirkan sejak dini sangat penting agar ibu mendapatkan bantuan tepat waktu, sehingga dapat kembali menikmati perannya sebagai seorang ibu dengan penuh kebahagiaan bersama buah hati.