KALTENGLIMA.COM - Banyak orang sering kali tidak menyadari bahwa keracunan makanan dapat menimbulkan efek jangka panjang yang serius bagi tubuh.
Meski gejalanya tampak ringan seperti mual, muntah, atau diare, racun dari makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih berat jika tidak ditangani dengan tepat.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu masalah pencernaan kronis, kerusakan hati, gangguan fungsi ginjal, hingga melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Mengenal Istilah Excessive Heat, Peringatan Google soal Cuaca Ekstrem
Menurut laman Stop Foodborne Illness, dampak keracunan makanan tidak berhenti pada gejala sementara, tetapi bisa menimbulkan komplikasi seperti tekanan darah tinggi, diabetes, gagal ginjal, radang sendi kronis, sindrom Guillain-Barré, serta gangguan otak dan saraf.
Infeksi bakteri seperti E. coli dapat menyebabkan Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) yang berpotensi menimbulkan gagal ginjal, sedangkan infeksi Campylobacter, Shigella, atau Salmonella dapat berkembang menjadi Reactive Arthritis, yaitu peradangan sendi yang bisa berlangsung lama dan sulit disembuhkan.
Beberapa infeksi lain seperti Listeria bahkan bisa menyebabkan meningitis, kelumpuhan, gangguan penglihatan, hingga kehilangan pendengaran.
Baca Juga: WHO Soroti Ancaman Global Akibat Meningkatnya Resistensi Antibiotik
Contohnya, kasus Alyssa yang mengalami keracunan E. coli saat berusia lima tahun menunjukkan bahwa efek keracunan dapat berlangsung seumur hidup.
Ia kini hidup dengan tekanan darah tinggi, radang usus kronis, dan endometriosis. Seperti dijelaskan oleh Dr. Robert Tauxe dari CDC, banyak orang tidak menyadari bahwa kondisi tubuh mereka mungkin tidak sepenuhnya pulih setelah keracunan makanan, karena dampak jangka panjang sering kali tidak terlihat dan masih jarang diteliti.
Kisah Cameron dan Mari Tardiff yang dikutip dari Center for Science in the Public Interest juga menggambarkan dampak serius akibat makanan terkontaminasi.
Baca Juga: Sering Lewatkan Makan Malam? Waspadai Efek Sampingnya bagi Kesehatan Tubuh
Cameron menderita Reactive Arthritis selama bertahun-tahun, sementara Mari kehilangan kemampuan berjalan akibat sindrom Guillain-Barré setelah mengonsumsi susu mentah yang terinfeksi Campylobacter.
CDC memperkirakan bahwa lebih dari 200.000 orang setiap tahun mengalami penyakit kronis setelah keracunan makanan, seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan gangguan ginjal permanen.
Keracunan makanan tidak hanya merusak fisik, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental, emosional, serta menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Artikel Terkait
Pakar Harvard Beberkan Efek dari Rutin Minum Teh
Tak Perlu Berlebihan, Ini Takaran Ideal Minum Jus Buah agar Tetap Sehat
Alpukat vs Pisang, Mana yang Lebih Baik Dikonsumsi Saat Pagi Hari?
Sering Lewatkan Makan Malam? Waspadai Efek Sampingnya bagi Kesehatan Tubuh