"Pada beberapa kasus, plasenta itu menempel sangat kuat sampai masuk ke dalam lapisan otot rahim. Ada juga yang menembus lebih dalam sehingga harus dilahirkan dengan tindakan pembedahan atau bahkan rahimnya harus diangkat. Itu namanya plasenta akreta atau perkreta," jelasnya.
Di sisi lain, intervensi yang dilakukan secara salah atau terlalu agresif justru dapat menimbulkan komplikasi sangat berbahaya. Salah satunya ialah inversio uteri atau rahim terbalik.
Baca Juga: Bencana Longsor di Cilacap, Baznas Kerahkan Tim Tanggap Bencana
Prof Budi menjelaskan, inversio uteri terjadi saat plasenta yang masih menempel ditarik paksa, menyebabkan rahim ikut tertarik keluar melalui vagina. "Itu kondisi yang sangat berbahaya. Bisa menyebabkan perdarahan hebat, syok, bahkan kematian," tegasnya.
Artikel Terkait
Resmi Dibuka Gubernur Kalteng, MTQH XXXIII Kalteng 2025 Diharap Jadi Pererat Keharmonisan Antar Daerah
Polresta Bandara Soetta Ungkap Kasus Penipuan Rekrutmen Pilot
Timnas Inggris Sapu Bersih Tanpa Kebobolan di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Google Beri Peringatan Aplikasi Boros Baterai di Play Store Mulai 2026
PUBG Mobile Gandeng Balenciaga Hadirkan Konten Fesyen Eksklusif