Waspadai Penyakit Pascabencana di Aceh–Sumut, dari Diare hingga Leptospirosis

photo author
- Sabtu, 29 November 2025 | 08:00 WIB
Ilustrasi Diare
Ilustrasi Diare

KALTENGLIMA.COM - Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat selama beberapa hari terakhir telah memicu bencana banjir dan tanah longsor dengan dampak luas.

Hingga Jumat, 28 November 2025, setidaknya 127 orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya masih belum ditemukan.

Cuaca ekstrem ini tidak hanya menghancurkan ribuan rumah, tetapi juga memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga: Mau Ginjal Kamu Sehat? Konsumsi Buah Ini Setiap Hari

Selain kerugian fisik dan material, masyarakat juga dihadapkan pada berbagai risiko kesehatan yang sering muncul setelah bencana, terutama banjir.

Kondisi genangan air kotor, lingkungan lembap, buruknya sanitasi, serta keterbatasan air bersih membuat warga lebih rentan terserang penyakit.

Air yang tercemar pascabanjir dapat menjadi media penyebaran berbagai bakteri, virus, dan parasit yang berbahaya.

Baca Juga: Bukan Sekadar Lalapan, Inilah Rahasia Sehat di Balik Daun Kenikir

Di antara penyakit yang perlu diwaspadai adalah diare, yang sering terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi.

Minimnya sanitasi dan air bersih selama masa pengungsian meningkatkan risiko gangguan pencernaan ini.

Demam Berdarah Dengue juga menjadi ancaman serius karena genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, sehingga potensi penularan meningkat, terutama di wilayah yang padat penduduk.

Baca Juga: BGN Salurkan 1.500 Paket MBG untuk Warga Terdampak Bencana di Sumatera Utara

Selain itu, leptospirosis menjadi penyakit yang patut diantisipasi karena bakteri leptospira dapat masuk ke tubuh melalui kontak dengan air atau tanah yang tercemar urin hewan, khususnya tikus, yang sering bercampur dalam air banjir.

Kondisi lembap dan kurang bersih juga memicu berbagai gangguan kulit seperti infeksi jamur, kurap, atau iritasi, terutama pada para pengungsi yang sulit menjaga kebersihan diri.

Di sisi lain, ISPA turut mengintai akibat paparan udara lembap dan lingkungan tidak sehat, dengan anak-anak serta lansia sebagai kelompok yang paling rentan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X