KALTENGLIMA.COM - Paparan sinar matahari tidak hanya berpengaruh terhadap suasana hati, namun juga tingkat kesehatan dan harapan hidup seseorang.
Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Christy Efiyanti, SpPD, FINASIM, menjelaskan, seseorang yang terbiasa terpapar sinar matahari aktif umumnya mempunyai risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular, serta kematian non-kanker maupun non-kardiovaskular.
Menurut dr Christy, berbagai penelitian menyebut paparan sinar matahari yang tak memadai bisa meningkatkan risiko kematian secara signifikan.
Baca Juga: Terdeteksi Sejak 17 November, Ini Kronologi Penangkapan Dewi Astutik di Kamboja
"Penelitian dalam dekade terakhir menunjukkan bahwa kurangnya paparan sinar matahari mungkin bertanggung jawab terhadap 340.000 kematian di Amerika Serikat dan 480.000 kematian di Eropa setiap tahunnya," ujarnya, dikutip dari laman resmi IPB.
Kondisi ini, lanjutnya, juga berhubungan dengan meningkatnya kejadian kanker payudara, kanker kolorektal, hipertensi, penyakit jantung, sindrom metabolik, multiple sclerosis, Alzheimer, hingga autisme.
Adapun sinar matahari berperan utama dalam membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang dibutuhkan untuk menjaga kekebalan, kesehatan tulang, serta fungsi metabolisme.
Baca Juga: Ferry Irwandi Himpun Rp10,3 Miliar Donasi Bencana Sumatera Hanya dalam 24 Jam
"Paparan sinar matahari yang cukup mampu memperbaiki status vitamin D seseorang. Sebaliknya, defisiensi vitamin D sering kali terjadi pada individu yang jarang beraktivitas di luar ruangan," jelasnya.
Artikel Terkait
Daerah Banjir di Sumatera Jadi Fokus Kajian Tata Ruang KLH
Jadwal Resmi Tim Voli Indonesia Berlaga di SEA Games 2025
Buron Kasus Sabu Rp 5 T Dewi Astutik Tiba di RI: Tangan Terikat Kabel Ties
Coppa Italia: Kalahkan Udinese 2-0, Juventus Melaju ke 8 Besar
Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Ini Pengakuan Sopir