KALTENGLIMA.COM - Kasus campak di Eropa kini semakin mengkhawatirkan, dengan lonjakan jumlah kasus yang mencapai dua kali lipat sepanjang tahun 2024. Peningkatan ini menjadikan angka kasus campak di Eropa tertinggi dalam 25 tahun terakhir.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF terhadap 53 negara di kawasan Eropa, tercatat sebanyak 127.350 kasus campak selama tahun 2024.
Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 1997. Selain itu, hingga 6 Maret 2025, total 38 kematian akibat penyakit ini telah dilaporkan.
Baca Juga: Terbukti Secara Ilmiah, Minuman Ini Dapat Mengurangi Risiko Demensia
Sebelumnya, angka kasus campak di Eropa sempat mengalami penurunan sejak 1997. Namun, peningkatan kembali terjadi pada periode 2018-2019, sebelum akhirnya melonjak secara drastis pada 2023-2024.
Salah satu penyebab utama lonjakan kasus ini adalah menurunnya cakupan imunisasi campak selama masa pandemi COVID-19.
WHO pun menyerukan peningkatan kembali vaksinasi campak untuk mencegah penyebaran penyakit ini semakin meluas.
Baca Juga: FDA Umumkan Penarikan Produk Skincare, La Roche-Posay Masuk dalam Daftar
Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Henri Kluge, menyatakan bahwa merebaknya kembali campak menjadi peringatan bagi banyak negara.
Ia menegaskan bahwa tanpa cakupan vaksinasi yang tinggi, tidak ada jaminan untuk kesehatan masyarakat.
Selain itu, ia juga menyoroti bahwa tingkat vaksinasi di banyak negara belum kembali ke level sebelum pandemi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya wabah.
Menurut analisis WHO dan UNICEF, kawasan Eropa menyumbang sepertiga dari total kasus campak di dunia pada tahun 2024.
Baca Juga: Mana yang Lebih Sehat? Ini Potongan Ayam dengan Protein Terbaik