KALTENGLIMA.COM - Daun sambung nyawa atau Gynura procumbens merupakan tanaman herbal yang sejak lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk menangani berbagai keluhan kesehatan, seperti maag, kolesterol tinggi, dan gangguan metabolik lainnya.
Khasiatnya berasal dari kandungan antioksidan dan senyawa aktif, seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan steroid, yang memberikan efek terapeutik pada tubuh.
Salah satu manfaat utama dari daun ini adalah kemampuannya dalam membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Dokter Ungkap Skin Barrier Rusak Jadi Penyebab Kulit Tak Glowing, Ini Solusinya
Hal ini terjadi karena daun sambung nyawa mampu menghambat aktivitas enzim angiotensin-converting enzyme (ACE), yaitu enzim yang berperan dalam mengatur tekanan darah dan memperlebar pembuluh darah.
Selain itu, daun ini juga memiliki efek menurunkan kadar gula darah karena mengandung senyawa anti-diabetes seperti triterpenoid dan protein, serta alkaloid dan flavonoid yang bekerja dengan cara menekan radikal bebas dan memperlambat pemecahan karbohidrat menjadi gula sederhana, sehingga mencegah lonjakan gula darah setelah makan.
Tidak hanya itu, daun sambung nyawa juga dilaporkan bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan pria, terutama yang mengalami infertilitas akibat diabetes, dengan meningkatkan jumlah, kualitas, dan pergerakan sperma.
Baca Juga: Metode Duduk Berjalan 2-20, Solusi Mudah Mengatur Gula Darah Tanpa Latihan Berat
Dalam bidang onkologi, tanaman ini menunjukkan potensi dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker karena kandungan flavonoid, polifenol, dan terpenoidnya mampu menghambat siklus perkembangan sel kanker, seperti yang terlihat pada studi praklinis terhadap kanker payudara dan kanker lidah.
Selain bersifat antikanker, daun ini juga bersifat antiinflamasi. Kandungan steroid alaminya dapat membantu meredakan peradangan pada sel-sel tubuh, termasuk pada sistem pencernaan.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun sambung nyawa mampu mencegah terbentuknya luka pada mukosa lambung.
Baca Juga: Varian LF.7 dan NB.1.8 Jadi Penyebab Meningkatnya Kasus COVID di Singapura, Ini Gejalanya
Tanaman ini juga dikenal memiliki efek antibakteri yang cukup kuat. Senyawa alkaloid di dalamnya dapat merusak dinding sel bakteri, sedangkan tanin bertindak sebagai zat astringen yang menghambat aktivitas mikroba dengan cara membentuk ikatan terhadap enzim bakteri atau substratnya.