KALTENGLIMA.COM - Bagi banyak orang, minum teh telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian. Baik itu teh manis, teh hitam, teh hijau, teh herbal, maupun teh susu, semuanya memberikan sensasi menenangkan.
Namun, kebiasaan ini perlu dikaji ulang jika dilakukan secara berlebihan, terutama karena kandungan oksalat dalam teh—terutama teh hitam—dapat berdampak buruk pada kesehatan ginjal.
Oksalat adalah senyawa alami yang bisa berikatan dengan kalsium dalam urin dan membentuk batu ginjal. Jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal atau batu ginjal, konsumsi oksalat tinggi bisa memperparah kondisi.
Baca Juga: Keju dan Yogurt untuk MPASI, Ini Pesan Dokter soal Takaran yang Aman
Beberapa penelitian, seperti yang dilansir dari Times of India, menyebutkan bahwa konsumsi teh hitam lebih dari 6–8 cangkir per hari berpotensi meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
Meski teh hijau dan teh herbal umumnya mengandung oksalat lebih rendah, keduanya tetap harus dikonsumsi secara bijak.
Salah satu kasus ekstrem yang tercatat pada tahun 2015 memperlihatkan dampak buruk dari konsumsi teh berlebihan.
Baca Juga: Terapkan 3 Kebiasaan Sarapan Ini untuk Membantu Turunkan Kolesterol
Seorang pria di Amerika Serikat mengalami gagal ginjal setelah mengonsumsi 16 gelas teh es setiap hari, dengan taksiran asupan oksalat harian mencapai lebih dari 1.500 mg—jauh melebihi batas aman yang disarankan oleh Academy of Nutrition and Dietetics, yakni 40–50 mg per hari.
Meskipun demikian, bukan berarti teh harus dihindari sepenuhnya. Teh susu, misalnya, cenderung lebih aman karena kalsium dari susu bisa berikatan dengan oksalat di usus dan mencegahnya masuk ke ginjal.
Namun, prinsip utama tetap sama: konsumsi secukupnya. Teh hijau yang dikenal kaya antioksidan memang lebih rendah oksalat dibanding teh hitam, tetapi dalam bentuk ekstrak atau suplemen pelangsing, konsumsinya justru bisa menimbulkan risiko pada ginjal dan hati bila tidak dibatasi.
Baca Juga: Fakta atau Mitos Pisang Bisa Turunkan Berat Badan? Simak Penjelasannya
Teh kemasan—terutama yang instan atau bercampur pemanis dan perisa tambahan—juga patut diwaspadai karena sering mengandung natrium dan fosfor dalam jumlah tinggi.