KALTENGLIMA.COM - Beberapa hari terakhir, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia mengeluhkan cuaca yang terasa semakin panas.
Di mana pun berada, sinar matahari terasa sangat menyengat dan membuat tubuh cepat lelah. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di sejumlah daerah mencapai 35 hingga 36,6 derajat Celsius pada pertengahan Oktober.
Meski terasa ekstrem, fenomena ini sebenarnya masih tergolong normal untuk periode Oktober karena disebabkan oleh pergeseran semu matahari ke wilayah selatan Indonesia.
Baca Juga: Jangan Diabaikan! Jenis Sakit Kepala Ini Bisa Jadi Pertanda Bahaya
Pergeseran ini membuat intensitas sinar matahari meningkat, awan menipis, serta curah hujan berkurang sehingga udara menjadi lebih kering dan panas.
Selain menyebabkan rasa gerah, suhu udara yang tinggi juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan.
Penelitian menunjukkan bahwa panas ekstrem dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, tidak hanya pada lansia tetapi juga pada orang muda yang sering beraktivitas di luar ruangan.
Baca Juga: Soal Nutrisi Level Penanda Makanan Sehat VS Tak Sehat, Wamenkes: Ada Lampu Hijau-Merah
Menurut Healthline, terdapat enam gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai saat cuaca sedang panas-panasnya.
Pertama, serangan migrain dapat terjadi akibat suhu tinggi dan dehidrasi yang memicu peradangan di tubuh.
Gejalanya meliputi sakit kepala berdenyut di satu sisi, mual, gangguan penglihatan, serta kepekaan terhadap cahaya dan suara.
Baca Juga: Sering Susah Tidur di Malam Hari? Waspadai 4 Penyakit Ini Sebagai Pemicu
Untuk mencegahnya, disarankan agar banyak minum air putih dan menghindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama.
Kedua, suhu panas dapat memicu serangan jantung karena jantung bekerja lebih keras untuk menstabilkan suhu tubuh.
Tanda-tandanya antara lain nyeri atau sesak di dada, napas pendek, nyeri menjalar ke lengan atau rahang, serta keringat dingin. Kondisi ini berbahaya bagi penderita penyakit jantung dan membutuhkan penanganan medis segera.