Dari domestik, tambah Perry, pihaknya telah mencermati inflasi yang lebih rendah dari sasaran sebesar 2,5±1 persen dan pada dua tahun ke depan, yakni 2025 dan 2026 juga masih akan rendah.
Baca Juga: Fitur Baru WhatsApp, Bisa Buat Sticker dari Selfie
“Dengan inflasi rendah terbuka untuk menurunkan suku bunga, yang selama ini menjadi perhatian kami adalah ketidakjelasan global dan dampaknya ke nilai tukar, dan kami sudah menakar nilai tukar sekarang relatif stabil dan sejalan dengan nilai fundamentalnya ke depan,” pungkasnya.
Terakhir, dari hasil survei BI menunjukan kecenderungan pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di 2025 bakal lebih rendah.
Tercermin dari pertumbuhan ekonomi di triwulan IV 2024 yang lebih rendah dari perkiraan.
“2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah berarti masih di atas 5 persen tapi mungkin di bawah 5,1 persen. Tahun 2025 yang semula kisarannya 4,8-5,6 persen titik tengahnya 5,2 persen itu lebih rendah menjadi 4,7-5,5 persen, oleh karena itu this is the timing untuk menurunkan suku bunga supaya menciptakan growth story yang lebih baik,” imbuhnya.
Artikel Terkait
65 Kilogram Sabu Jaringan Fredy Pratama Dimusnahkan Polda Kalsel
Lagu "APT" Masih Masuk Jajaran Lima Besar Billboard Hot 100
Pendaftaran Seleksi PPPK Tahap II Ditutup Hari Ini, Sudah Daftar?
Menteri PANRB Buka Suara ASN Pindah ke IKN Mulai April 2025
Pertemuan Sultan HB X dengan Jokowi Tak Bahas Isu Politik, Benarkah?