Tahap ketiga dikenal sebagai attack phase atau fase serangan, di mana nyeri migrain mencapai puncaknya. Pada tahap ini, rasa sakit yang dirasakan bisa sangat mengganggu dan bahkan tidak tertahankan.
Nyeri biasanya terasa berdenyut di satu sisi kepala, meskipun dalam beberapa kasus dapat berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya.
Baca Juga: Cegah Microsleep dengan Pijatan Saraf? Simak Penjelasan Ahli Neurologi
Selain itu, penderita sering mengalami sensitivitas terhadap cahaya dan suara, mual, muntah, penglihatan kabur, hingga dalam beberapa kasus dapat menyebabkan pingsan.
Beberapa orang memerlukan bantuan medis atau obat-obatan pereda nyeri untuk mengatasi serangan migrain yang parah.
Tahap terakhir disebut fase postdrome, yaitu kondisi setelah sakit kepala mulai mereda. Meskipun nyeri utama telah berkurang, penderita masih bisa mengalami efek sisa dari migrain yang berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Baca Juga: Terpaksa Mudik Naik Motor? Ini Tips Biar Nggak Mudah Lelah di Jalan
Gejala yang umum dialami pada fase ini meliputi kelelahan, lesu, mudah tersinggung, serta rasa nyeri yang muncul ketika bergerak secara tiba-tiba, seperti membungkuk atau berjalan cepat. Pada tahap ini, istirahat yang cukup sangat disarankan agar tubuh dapat pulih sepenuhnya.
Memahami tahapan migrain dapat membantu penderita mengenali pola serangan dan mengelola gejala dengan lebih baik.
Selain itu, menghindari faktor pemicu serta menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan migrain.
Artikel Terkait
Cegah Anak Sakit Saat Perjalanan Mudik dengan Cara Ini
Waspadai! Ini Perbedaan Ciri-Ciri Ginjal Sehat dan Tidak Sehat
Ketahui Bahaya Black Mold atau Jamur Hitam yang di Dinding
Jerawat di Dahi Tak Tentu Tanda Sering Begadang, Bisa Jadi karena Hal Ini