KALTENGLIMA.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tengah mempertimbangkan penggolongan ketamin sebagai narkotika.
Langkah ini didorong oleh peningkatan signifikan penyalahgunaan obat tersebut di masyarakat.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan kekhawatirannya terhadap tren distribusi ketamin yang meningkat hampir dua kali lipat dalam setahun, dan menilai situasi ini cukup mengkhawatirkan.
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Diabetes Kering, Penyebab, dan Tips Merawat Lukanya
Ketamin sejatinya digunakan secara legal oleh tenaga medis dan dokter hewan sebagai obat bius. Namun, penyalahgunaannya untuk rekreasi semakin marak, terutama di kalangan generasi muda, seperti Gen Z.
Dalam beberapa kasus, ketamin berbentuk injeksi bahkan dimanfaatkan sebagai pereda nyeri saat proses pembuatan tato.
Sebagai obat disosiatif, ketamin dapat menyebabkan sensasi terlepas dari tubuh atau lingkungan sekitar.
Baca Juga: Ini Tanda Tubuh Kebanyak Mengonsumsi Gula
Selain itu, zat ini memiliki efek psikedelik yang memengaruhi pikiran, emosi, dan kesadaran pengguna. Penggunaan tanpa pengawasan medis dapat berakibat fatal, karena obat ini berpotensi memicu efek samping berbahaya.
Ketamin yang dijual secara ilegal hadir dalam berbagai bentuk, seperti bubuk putih, pil, atau larutan cair. Obat ini dikenal dengan sejumlah nama, seperti "K," "kitkat," "super K," atau "horse trank."
Penyalahgunaan ketamin dapat menyebabkan berbagai efek samping serius yang membutuhkan penanganan medis segera.
Baca Juga: Tetap Flawless di Usia Kepala 5, Ini Rahasia Awet Muda Victoria Beckham
Berdasarkan informasi dari Cleveland Clinic, berikut beberapa efek samping yang perlu diwaspadai:
- Reaksi alergi: ruam, gatal, atau pembengkakan di wajah, bibir, dan lidah.
Artikel Terkait
Hati-hati Buat yang Punya GERD, 6 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Lambung
Terapkan Gaya Hidup Sehat, 5 Cara Ini Turunkan Risiko Kematian
Tetap Flawless di Usia Kepala 5, Ini Rahasia Awet Muda Victoria Beckham
Ini Tanda Tubuh Kebanyak Mengonsumsi Gula
Kenali Ciri-ciri Diabetes Kering, Penyebab, dan Tips Merawat Lukanya