Waspada! Disfonia Akibat GERD Jadi Sorotan Usai Viral di TikTok

KALTENGLIMA.COM - Seorang perempuan asal Jawa Tengah baru-baru ini menjadi viral di TikTok setelah mengalami disfonia, yaitu gangguan suara yang membuatnya harus menjalani operasi pita suara.

Kondisi ini dipicu oleh gastroesophageal reflux disease (GERD), di mana asam lambung naik hingga ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi pada pita suara.

Menurut laporan Healthline pada Selasa, 11 Maret 2025, GERD merupakan kondisi kronis yang tidak boleh dianggap sepele.

Baca Juga: Hati Terasa Tentram Usai Salat? Manfaat Sujud Bisa Dijelaskan dengan Neurosains

Gangguan ini terjadi ketika sfingter esofagus bagian bawah, yang berfungsi sebagai katup antara lambung dan esofagus, tidak bekerja dengan baik.

Akibatnya, asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan nyeri ulu hati dan kesulitan menelan atau disfagia.

Dalam kasus yang jarang terjadi, disfungsi juga bisa terjadi pada sfingter esofagus bagian atas, yang terletak di bawah tenggorokan.

Baca Juga: Tips Mengatasi Pola Tidur yang Terganggu Selama Ramadan agar Tetap Berkualitas

Jika ini terjadi, asam lambung dapat mencapai faring atau bagian belakang tenggorokan, mengiritasi pita suara, dan menyebabkan perubahan suara yang signifikan.

Iritasi dan peradangan akibat paparan asam lambung yang berulang dapat merusak struktur pita suara, sehingga memicu disfonia.

Gejala yang dialami pasien dengan kondisi ini antara lain ketidakmampuan berbicara dengan nada tinggi, suara yang melemah, hingga kesulitan bernapas.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Golongan Darah dengan Risiko Stroke Dini Lebih Tinggi

Selain itu, pasien juga dapat mengalami sensasi tersedak, batuk kronis, penumpukan lendir di tenggorokan, sakit tenggorokan yang persisten, serta perasaan seperti ada benda yang tersangkut di tenggorokan. Beberapa penderita bahkan mengalami gangguan pencernaan dan sensasi terbakar di dada atau mulas.

Jika tidak segera ditangani, GERD yang menyebabkan disfonia dapat menimbulkan komplikasi lebih serius, seperti ulkus mulut, infeksi tenggorokan yang berulang, radang tenggorokan kronis, batuk berkepanjangan, dan dalam kasus yang lebih parah, peningkatan risiko kanker esofagus.