Mengenal Parental Alienation Syndrome pada Anak dan Dampaknya

KALTENGLIMA.COM - Parental Alienation Syndrome (PAS) merupakan gangguan psikologis yang terjadi ketika seorang anak secara tidak wajar dipengaruhi oleh salah satu orang tua untuk menjauh atau bahkan membenci orang tua lainnya.

Kondisi ini umumnya muncul dalam situasi perceraian atau perpisahan, di mana salah satu pihak berusaha membentuk citra negatif tentang mantan pasangannya di hadapan anak.

Akibat dari PAS dapat sangat serius, karena anak yang mengalami kondisi ini akan menghadapi konflik emosional yang mendalam.

Baca Juga: Jangan Abaikan! Ini Dampak Buruk Jika Tidak Cuci Wajah Sebelum Tidur

Dalam jangka panjang, mereka dapat kehilangan hubungan yang sehat dengan salah satu orang tua, yang berpotensi menyebabkan gangguan psikologis serta kesulitan sosial di masa depan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya PAS, terutama konflik berkepanjangan antara kedua orang tua.

Salah satu faktor utama adalah manipulasi emosional, di mana salah satu orang tua secara sadar atau tidak sadar menanamkan perasaan negatif terhadap orang tua lainnya dalam diri anak.

Baca Juga: Donor Darah Saat Berpuasa? PMI Tegaskan Aman dan Baik untuk Kesehatan

Selain itu, pengaruh lingkungan seperti dukungan keluarga besar, teman, atau komunitas sosial terhadap salah satu orang tua juga dapat memperparah kondisi ini.

Proses hukum yang berkepanjangan dalam perebutan hak asuh juga menjadi pemicu, karena ketegangan yang terus-menerus dapat memperburuk hubungan anak dengan salah satu orang tua.

Selain itu, kesalahan dalam pola asuh pasca-perpisahan sering kali terjadi, di mana orang tua yang merasa terluka atau marah menciptakan narasi buruk tentang mantan pasangan mereka di hadapan anak, sehingga membentuk citra negatif yang tertanam dalam pikiran anak.

Baca Juga: Waspada! Penyakit Ginjal pada Anak Kian Marak, Ini Penyebabnya

Dampak PAS terhadap anak sangat beragam, terutama dalam aspek psikologis dan emosional.

Anak yang mengalami kondisi ini rentan mengalami gangguan emosional seperti kecemasan, stres, dan bahkan depresi akibat terjebak dalam konflik antara kedua orang tua.