Diet 'Puasa' vs. Hitung Kalori, Mana yang Lebih Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan?

photo author
- Rabu, 16 April 2025 | 08:57 WIB
Ilustrasi diet. (pexels / Ketut Subiyanto)
Ilustrasi diet. (pexels / Ketut Subiyanto)

KALTENGLIMA.COM - Diet 'puasa' atau intermittent fasting (IMF) dan penghitungan kalori adalah dua metode diet yang populer dan sering dipilih untuk menurunkan berat badan. Menariknya, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa metode IMF 4:3 memiliki efek yang lebih signifikan dibandingkan menghitungan kalori. Bagaimana bisa begitu?

Metode IMF 4:3 terdiri dari membatasi asupan makanan selama tiga hari dalam seminggu (tidak berurutan), sementara pada empat hari lainnya, Anda diperbolehkan untuk makan dengan normal. Peneliti di Amerika Serikat menemukan bahwa pendekatan ini dapat menghasilkan penurunan berat badan rata-rata sebesar 7,6 persen dalam setahun, angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil diet dengan penghitungan kalori yang hanya mencapai 5 persen.

"Bagi saya itu mengejutkan dan menyenangkan karena hasilnya lebih baik," kata ahli endokrinologi Victoria Catenacci dari Universitas Colorado dikutip dari Science Alert.

Baca Juga: Apa Sih Tukang Gigi Itu? Ini Perbedaannya dengan Dokter Gigi dan Terapis Gigi-Mulut

Penelitian ini melibatkan 165 individu berusia antara 18 hingga 60 tahun yang menghadapi masalah kelebihan berat badan. Selama 12 bulan, mereka diminta untuk melakukan Intermittent Fasting (IMF) dan menghitung kalori, sambil disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka.

Kelompok yang menjalani IMF diminta untuk membatasi asupan kalori hingga 80 persen selama tiga hari dalam seminggu, sementara pada hari-hari lainnya tidak ada pembatasan, meskipun makan dengan pola sehat tetap dianjurkan. Di sisi lain, kelompok yang menghitung kalori diminta untuk mengurangi asupan kalori harian mereka sebesar 34 persen setiap hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami penurunan berat badan yang bervariasi. Namun, individu yang menjalani IMF menunjukkan penurunan rata-rata sebesar 7,7 kg, yang lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang menghitung kalori yang hanya mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,8 kg.

Baca Juga: Usai Ancam Setop Dana Kampus Miliaran Dolar, Trump Ingin Harvard Minta Maaf

"Pesan yang lebih penting bagi saya adalah bahwa ini adalah strategi diet yang merupakan alternatif berbasis bukti, terutama bagi orang-orang yang telah mencoba diet pembatasan kalori harian dan merasa kesulitan," kata Catenacci.

Para peneliti mencatat bahwa peserta yang mengikuti pola makan Intermittent Fasting (IMF) hanya mencatat hari-hari puasa mereka. Namun, ada kemungkinan bahwa mereka juga membatasi asupan kalori pada hari-hari di luar puasa.

Menurut mereka, kelompok yang menjalani IMF kemungkinan lebih mampu mempertahankan pola makan yang telah ditetapkan. Hal ini bisa dianggap sebagai suatu keuntungan, karena program penurunan berat badan akan lebih efektif jika mudah diikuti.

Baca Juga: Berkedok Konter HP, Polisi Gerebek Pengedar Obat Keras di Cileungsi Bogor

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X