KALTENGLIMA.COM - Mengelola jadwal menstruasi selama menunaikan ibadah haji menjadi hal yang penting bagi jemaah perempuan, dan salah satu solusi yang kerap dipilih adalah menunda haid menggunakan obat hormonal agar ibadah dapat dijalankan dengan tenang tanpa gangguan.
Menurut dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp.OG(K)FER, MARS, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, penggunaan obat ini bertujuan untuk mengubah fase menstruasi sehingga perdarahan tidak terjadi selama masa ibadah.
Obat yang umumnya mengandung hormon progesteron ini dapat membantu menunda haid jika dikonsumsi secara tepat.
Baca Juga: Kebiasaan Minum Kopi Hitam Bantu Wanita Cegah Penyakit Berbahaya Ini
Waktu terbaik untuk mulai mengonsumsi obat penunda haid adalah sekitar 14 hari sebelum perkiraan datangnya menstruasi berikutnya, yang biasanya berada di pertengahan siklus haid.
Penggunaan aplikasi pencatat siklus haid bisa sangat membantu dalam menentukan waktu mulai yang ideal.
Misalnya, jika seseorang memperkirakan haid akan tiba pada 30 Mei, maka konsumsi obat sebaiknya dimulai sejak 16 Mei dengan dosis dua kali sehari dan diteruskan hingga seluruh rangkaian ibadah selesai.
Baca Juga: Tiga Jenis Diet yang Perlu Dihindari karena Berdampak Buruk bagi Kesehatan
Menghentikan konsumsi sebelum waktunya bisa menyebabkan haid datang lebih awal dari yang diharapkan. Dalam beberapa kasus, meskipun obat dikonsumsi sesuai petunjuk, bisa saja muncul bercak darah atau spotting.
Jika hal ini terjadi, dosis dapat ditingkatkan menjadi tiga kali sehari hingga bercak berhenti, kemudian dikembalikan ke dosis semula dua kali sehari.
Spotting bukan termasuk menstruasi dan tidak menghalangi pelaksanaan ibadah, karena biasanya disebabkan oleh penipisan lapisan rahim akibat pengaruh hormon.
Baca Juga: Ciri-ciri Sakit Kepala Akibat Tumor Otak: Inilah Perbedaannya yang Perlu Diketahui
Obat hormonal ini umumnya aman, meskipun ada kemungkinan muncul efek samping ringan seperti mual atau pusing pada awal penggunaan.
Efek ini biasanya tidak terlalu mengganggu aktivitas harian. Namun, konsultasi dengan dokter tetap penting sebelum mengonsumsinya, terutama bagi perempuan yang memiliki kondisi medis seperti tekanan darah tinggi atau riwayat stroke.
Artikel Terkait
Rahasia Bahagia: Tiga Hormon Penting dan Cara Memacunya
Keramas Berapa Kali Seminggu? Ini Tipsnya Sesuai Kebutuhan Rambut
Sering Begadang Bisa Picu Stroke, Kok Bisa Sih? Simak di Sini Penjelasannya!
Ciri-ciri Sakit Kepala Akibat Tumor Otak: Inilah Perbedaannya yang Perlu Diketahui