Keterbatasan waktu membuat banyak pekerja memilih makanan cepat saji tinggi garam dan lemak, serta cenderung makan berlebihan saat malam karena melewatkan makan siang.
Minimnya aktivitas fisik mempercepat penumpukan berat badan, sementara duduk terlalu lama dan stres dapat memperlambat proses pencernaan, menyebabkan perut kembung, sembelit, bahkan memicu gangguan seperti sindrom iritasi usus atau tukak lambung.
Dampak lain yang tak kalah berbahaya adalah lemahnya sistem kekebalan tubuh. Kurang tidur dan stres menyebabkan tubuh lebih mudah terserang penyakit seperti flu, pilek, dan infeksi saluran pernapasan karena terganggunya keseimbangan mikrobioma usus, yang berperan penting dalam imunitas.
Baca Juga: India Alami Lonjakan Kasus COVID-19, Warga Diimbau Kembali Gunakan Masker
Sebagai langkah pencegahan, sangat penting untuk membatasi jam kerja dan mulai mendengarkan sinyal yang diberikan tubuh.
Menjaga pola tidur yang baik, makan makanan bergizi, rutin berolahraga, serta memberi waktu untuk istirahat menjadi langkah awal yang krusial.
Jam kerja panjang yang sesekali mungkin masih bisa ditoleransi, namun bila terjadi terus-menerus, dapat memberikan dampak merusak bagi tubuh dan kesehatan mental.
Baca Juga: Kapan Waktu Mandi yang Paling Sehat? Ini Penjelasan Ahli Mikrobiologi
Untuk menjaga produktivitas jangka panjang, kondisi tubuh dan pikiran yang sehat harus selalu menjadi prioritas utama agar ambisi tidak berubah menjadi ancaman bagi kehidupan.
Artikel Terkait
Kenali Gejala Masalah Jantung yang Jarang Terlihat Selain Sakit Dada
99 Jemaah Haji Indonesia Terserang Pneumonia, Ini Faktor Penyebabnya
Kapan Waktu Mandi yang Paling Sehat? Ini Penjelasan Ahli Mikrobiologi
India Alami Lonjakan Kasus COVID-19, Warga Diimbau Kembali Gunakan Masker