KALTENGLIMA.COM - Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan jam kerja yang panjang telah menjadi bagian dari gaya hidup modern, sering kali dianggap sebagai bukti komitmen dan ambisi.
Namun, kebiasaan kerja berlebihan menyimpan berbagai risiko serius bagi kesehatan yang tak boleh diabaikan.
Salah satu dampaknya adalah percepatan penuaan pada kulit. Kurang tidur dan stres kronis yang muncul akibat jam kerja yang panjang dapat memperlemah sistem kekebalan tubuh dan merusak pelindung alami kulit, memicu timbulnya kerutan, mata bengkak, lingkaran hitam, serta kulit wajah yang mengendur.
Baca Juga: 8 Metode Mengatasi Asam Lambung Tanpa Menggunakan Obat, Dapat Diterapkan di Rumah
Produksi hormon stres seperti kortisol juga dapat meningkatkan produksi minyak berlebih yang menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Paparan cahaya biru dari layar gawai dan lampu kantor turut mempercepat kerusakan kulit.
Selain itu, mata pun turut terdampak. Menatap layar komputer dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kelelahan mata, penglihatan kabur, mata kering, hingga sakit kepala.
Kondisi ini dikenal sebagai digital eye strain dan dry eye syndrome yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan.
Baca Juga: Tak Satu Pun yang Datang! Dialog Menkes dengan Guru Besar Kedokteran Dibatalkan
Bahaya yang lebih serius adalah risiko penyakit jantung. Berdasarkan data WHO, individu yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dan meninggal akibat penyakit jantung dibanding mereka yang bekerja 35–40 jam per minggu.
Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol, yang semuanya memperberat kerja jantung.
Ditambah lagi, kurangnya waktu untuk berolahraga, tidur cukup, dan menjaga pola makan yang sehat semakin memperburuk kondisi tubuh.
Baca Juga: Ini Manfaat Rutin Konsumsi Buah Pisang Setiap Harinya Menurut Penelitian
Jam kerja panjang juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan gangguan pencernaan.
Artikel Terkait
Kenali Gejala Masalah Jantung yang Jarang Terlihat Selain Sakit Dada
99 Jemaah Haji Indonesia Terserang Pneumonia, Ini Faktor Penyebabnya
Kapan Waktu Mandi yang Paling Sehat? Ini Penjelasan Ahli Mikrobiologi
India Alami Lonjakan Kasus COVID-19, Warga Diimbau Kembali Gunakan Masker