KALTENGLIMA.COM - Depresi sering disalahartikan sebagai kemalasan, padahal kondisi ini jauh lebih kompleks dan menyakitkan.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia, Ratih Zulhaqqi, menjelaskan bahwa depresi bukan sekadar rasa tidak bersemangat, melainkan gangguan mental serius yang dapat membuat aktivitas sederhana seperti bangun dari tempat tidur terasa sangat berat.
Dalam fase berat, penderita bisa kesulitan membuka mata, menghindari interaksi sosial, mengurung diri, dan merasa kehabisan energi meskipun sudah cukup istirahat.
Baca Juga: COVID 'Menggila' di Thailand, Disebut Sebagai Penyebab Kematian Terbanyak dalam Sebulan
Hal ini sering kali sulit dipahami oleh mereka yang tidak mengalami gangguan mental. Menurut Ratih, energi emosional yang sangat rendah membuat penderita tidak mampu melakukan bahkan hal-hal paling sederhana, sehingga mereka membutuhkan bantuan tenaga profesional.
Ia menekankan pentingnya membentuk mekanisme coping yang sehat seperti kemampuan mengelola emosi dan cara pandang terhadap tekanan hidup.
Pendekatan profesional melalui terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu penderita mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif, meskipun hal ini tidak mudah dilakukan saat berada dalam fase depresi berat.
Baca Juga: COVID-19 Meningkat Kembali, Apakah Ini Propaganda? Berikut Faktanya
Karena itu, penting untuk tidak menghakimi mereka. Ketika seseorang terlihat ‘malas’, bisa jadi mereka sedang berjuang keras secara mental.
Salah satu hambatan utama dalam mencari bantuan adalah stigma negatif di masyarakat, seperti anggapan bahwa penderita depresi adalah orang gila atau kurang iman.
Padahal, depresi adalah kondisi medis yang berkaitan dengan sistem otak dan membutuhkan penanganan khusus, termasuk obat-obatan, serta bukan soal kurang bersyukur atau masalah ekonomi.
Baca Juga: Agar Terhindar dari Heat Stroke saat Armuzna, Simak Tips Sehat dari Kemenkes
Dukungan dan empati sangat dibutuhkan, baik di lingkungan sosial maupun tempat kerja. Kasus meninggalnya seorang asisten manajer Bank Indonesia yang sempat viral menjadi pengingat bahwa kesehatan mental di dunia kerja perlu mendapatkan perhatian serius.
Artikel Terkait
6 Tips Minum yang Benar Saat Berolahraga, Jangan Sampai Berlebihan!
Kasus Aktif COVID-19 di India Melonjak Tajam, Meningkat 1.200 Persen dalam Waktu Singkat
Agar Terhindar dari Heat Stroke saat Armuzna, Simak Tips Sehat dari Kemenkes
Lonjakan COVID-19 di Thailand: Kasus Capai 257.280 hingga Akhir Mei 2025