KALTENGLIMA.COM - Penggunaan gadget di kalangan era digital yang sangat terhubung saat ini telah menjadi bagian umum dari kehidupan anak-anak, termasuk balita.
Meski menawarkan kemudahan dalam mengakses informasi dan hiburan, namun tersembunyi risiko serius terhadap proses tumbuh kembang anak, khususnya bagi mereka yang masih berada pada usia di bawah dua tahun.
Masa ini merupakan periode emas perkembangan otak yang sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi sosial, stimulasi dari lingkungan sekitar, dan pola pengasuhan yang diterima anak.
Baca Juga: Tiga Jenis Sarapan Ini Bisa Bikin Lemas Seharian, Sebaiknya Jangan Dikonsumsi
Menurut dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Farid Agung Rahmadi, menyatakan bahwa kelompok usia tersebut merupakan yang paling rentan terhadap dampak negatif dari paparan layar atau screen time.
Dalam sebuah seminar yang dilaksanakan secara daring di Jakarta, ia menjelaskan bahwa screen time mengacu pada lamanya waktu seseorang menghabiskan waktunya di depan layar perangkat elektronik, seperti televisi, komputer, laptop, maupun ponsel pintar.
Pada usia dini, otak anak sedang berada dalam fase perkembangan yang sangat cepat akibat tingkat plastisitas otak yang sedang tinggi, di mana pada fase ini terjadi proses penting berupa pembentukan koneksi antarsel saraf atau sinaptogenesis yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak.
Baca Juga: Waspadai Gejala Kandung Kemih Bermasalah, Kenali Tandanya di Sini!
Sayangnya, paparan layar berlebihan mengganggu kualitas dan intensitas interaksi antara anak dan orangtuanya, padahal stimulasi interaksi langsung sangat dibutuhkan untuk mendorong perkembangan yang sehat dan bermakna melalui aktivitas bermain.
Ketika paparan layar mulai mendominasi waktu anak, maka waktu bermain pun menjadi lebih singkat dan perhatian serta kompleksitas permainan yang dilakukan anak mengalami penurunan tajam.
Akibatnya, anak kehilangan banyak kesempatan belajar dari proses interaksi sosial maupun eksplorasi langsung dengan lingkungan.
Baca Juga: Daging Kambing Dan Daging Sapi, Mana Yang Lebih Sehat? Inilah Kata Dokter
Lebih jauh lagi, jenis media yang digunakan anak saat ini juga mengalami perubahan signifikan dibandingkan satu dekade sebelumnya.
Artikel Terkait
Studi Ilmiah: Makanan Fermentasi Berperan Menjaga Kesehatan Organ Ginjal
Waspadai Efek Roti Tawar dan Makanan Instan terhadap Kesehatan Ginjal Anak
Ini Dia Tiga Momen Terbaik untuk Minum Matcha Sesuai Khasiatnya
Guling Bukan Sekadar Bikin Nyaman, Ini Khasiatnya untuk Kesehatan saat Tidur