KALTENGLIMA.COM - Lingkungan kerja yang kompetitif dan bergerak cepat sering kali menciptakan tekanan tinggi yang, jika tidak dikelola dengan baik, dapat berkembang menjadi stres berkepanjangan dan berdampak serius terhadap kesehatan mental.
Dalam kondisi tertentu, stres yang dibiarkan tanpa penanganan bisa meningkat menjadi gangguan psikologis yang lebih berat seperti depresi.
Psikolog Ratih Zulhaqqi, lulusan Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa tekanan kerja bukan penyebab langsung dari depresi, namun akumulasi stres yang terus terjadi tanpa disertai upaya pengelolaan yang sehat bisa menjadi faktor pemicu utama.
Baca Juga: Pisang untuk Diet, Mitos atau Fakta? Ini Kata Ahli
Ia menekankan bahwa stres merupakan bagian dari kehidupan, terutama dalam dunia kerja modern yang menuntut efisiensi dan produktivitas, tetapi ketika stres tersebut tidak lagi dapat dikendalikan, maka bisa berkembang menjadi depresi, sebuah kondisi yang jauh lebih kompleks.
Untuk mampu bertahan dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan, diperlukan kemampuan manajemen stres dan penggunaan strategi koping yang sehat.
Beberapa cara yang dapat diterapkan meliputi regulasi emosi, teknik pernapasan yang terarah, praktik mindfulness, serta membiasakan diri untuk melihat tantangan dari perspektif yang lebih positif.
Baca Juga: Berjalan Selama 15 Menit Setelah Makan Ternyata Ampuh Kurangi Kembung, Ini Alasannya
Selain itu, dukungan sosial yang bersifat empatik memiliki peran penting dalam membantu pemulihan dari stres.
Ratih menekankan bahwa bentuk dukungan yang tulus dan penuh empati jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan kalimat-kalimat motivasi yang bersifat klise.
Contohnya, daripada mengucapkan ‘semangat ya’ yang bisa terdengar kosong, lebih baik hadir dengan mengatakan sesuatu seperti ‘aku mungkin nggak tahu persis apa yang kamu rasakan, tapi aku di sini kalau kamu butuh’, karena hal tersebut mampu memberikan rasa aman dan dukungan emosional yang nyata.
Baca Juga: Sehatkah Memanaskan Makanan Bersantan? Ini Penjelasan Dokter
Gejala awal depresi sering kali tidak disadari, namun dapat dikenali melalui tanda-tanda seperti kehilangan motivasi, gangguan tidur, menghindari interaksi sosial, dan kelelahan emosional yang berkepanjangan.
Artikel Terkait
Vitamin D Defisiensi Bisa Picu Kelelahan dan Rambut Rontok, Waspadai Tanda Ini
Usai Santap Daging Kurban, Ini 5 Minuman Ampuh Lawan Kolesterol Jahat
Stres Berkepanjangan Bisa Sebabkan Kolesterol Naik, Ini Penjelasannya
Kenapa Sering Merasa Mulas Setelah Mengonsumsi Kopi? Ini Penjelasan dari Segi Medis